JAKARTA - Jumlah positif kasus COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Untuk itu ke depannya, kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, masyarakat harus siap dengan fenomena The New Normal di tengah pandemi COVID-19.
"Kita harus siap untuk kehidupan baru atau The New Normal dengan membiasakan diri menggunakan masker, mencuci tangan, dan jaga jarak dengan orang lain guna mengurangi penyebaran virus ini," kata Luhut dalam keterangan tertulisnya, Jumat 22 Mei.
Luhut juga menjabarkan terkait soal istilah berdamai dengan virus corona atau COVID-19 ini. Kata Luhut, berdamai dengan COVID-19 esensinya benar, karena menurut WHO, COVID-19 ini tidak akan hilang sebelum ada vaksinnya.
"Berdamai itu maksudnya adalah, tetap patuh terhadap protokol kesehatan, pola hidup masyarakat pun harus banyak berubah agar hidup lebih bersih dan lebih sehat. Saya mohon ini benar-benar disosialisasikan kepada masyarakat, terutama kepada para mahasiswa untuk disampaikan kepada seluruh elemen masyarakat," jelas Luhut.
Luhut mengingatkan, walaupun grafik COVID-19 sudah menunjukkan penurunan di beberapa negara, namun terdapat beberapa titik baru yang bermunculan dan riset juga menunjukkan adanya gelombang kedua.
BACA JUGA:
"Oleh karena itu, kita juga perlu waspada dengan gelombang kedua. Masyarakat juga harus tetap displin dalam melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan protokol kesehatan yang ada. Ini penting sekali untuk dipahami seluruh masyarakat," kata Luhut.
Lebih lanjut Luhut mengatakan, saat ini fokus pemerintah dalam penanganan COVID-19 terbagi menjadi dua yaitu segi kuratif seperti pembangunan rumah sakit darurat, alokasi dana pemerintah pusat dan daerah, dan alat pelindung diri.
Kemudian, kata Luhut, dari segi preventif dan promotif dapat dilakukan melalui upaya seperti diseminasi informasi terkait promosi kesehatan melalui media sosial dan media massa, alokasi anggaran promosi kesehatan, pengawasan aktif, dan upaya kesehatan masyarakat.
Luhut juga mengajak para rektor dari berbagai universitas untuk menyosialisasikan program pemerintah dalam menghadapi COVID-19 dan juga untuk fokus pada berbagai strategi guna pemulihan perekonomian masyarakat yang paling berat terdampak pandemi.
Luhut menjelaskan, Presiden Joko Widodo akan meluncurkan produk kontribusi konsorsium riset dan inovasi COVID-19 seperti alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan lainnya dari universitas-universitas yang ada di Indonesia.
"Presiden telah memerintahkan untuk menggunakan produk dalam negeri sebanyak mungkin. Kita dorong ilmunya dari para mahasiswa Indonesia yang tersebar di berbagai universitas di Indonesia," tutur Luhut.