Megawati Resmikan Rumah Adat Hingga Jalan Soekarno di Maluku Tengah
Megawati Soekarnoputri (tangkapan layar)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri meresmikan rumah adat atau yang disebut baileo, monumen, dan jalan bernama Soekarno di Masohi, Maluku Tengah. Peresmian ini dilakukan secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta.

"Dengan mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT, saya resmikan baileo Bung Karno, monumen Bung Karno, dan jalan Ir. Soekarno di Kota Masohi, kota gotong royong di Maluku Tengah," kata Megawati seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 21 Juni.

Peresmian ini bertepatan dengan peringatan haul Presiden Soekarno atau Bung Karno ke 51. Megawati didampingi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sementara di Masohi, hadir Ketua DPP PDIP Komaruddin Watubun, Djarot Saiful Hidayat, Kepala Sekretariat DPP PDIP Yoseph Aryo Adhi, Gubernur Maluku Murad Ismail bersama istrinya Widya Pratiwi, dan Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua.

Dalam acara tersebut, Megawati mengatakan Soekarno pernah berkeinginan agar Masohi jadi Ibu Kota Provinsi Maluku dan Megawati mengatakan hal ini sebenarnya dimungkinkan.

"Sebelum ada otonomi daerah, saya pernah ke Masohi dan saya melihat sebenarnya letaknya sangat memungkinkan," ungkap Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut.

Lebih lanjut, Megawati mengatakan Bung Karno membuat kota tersebut bernama Masohi karena berarti gotong royong yang terinspirasi dari intisari Pancasila. Sebab bila Pancasila diperas menjadi satu sila, intisarinya adalah gotong royong itu. 

"Jadi Pancasila, maknanya adalah kegotongroyongan dari warga bangsa Indonesia," tegasnya. 

"Saya harap ini jangan hanya disebutkan di mulut, tetapi harus dimasukkan ke dalam hati kita dan kita laksanakan," imbuhnya.

Dia juga berharap, agar baileo, monumen, dan jalan Ir. Soekarno itu, benar-benar menjadi tempat bertemunya masyarakat, khususnya anak-anak muda. Jangan sampai lokasi itu sepi dan tak pernah digunakan. 

"Jadi multifungsi lah. Masukkan pengetahuan di Maluku Tengah ini, kearifan lokalnya diperkenalkan lagi kepada generasi mudanya, sehingga dengan demikian akan terbangun generasi baru yang pintar dan tangguh, yang bisa menghadapi tantangan peradaban dunia baru, tak seperti yang pernah kita alami lagi," ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan orang Maluku sangat menghargai jasa Soekarno, yang pada tahun 1957 meletakkan batu pertama pembangunan Masohi. 

"Kami yakin beliau tak hanya melakukan pembangunan fisik saja, tapi ada jiwanya dengan Masohi yang berarti gotong royong yang senafas dengan intisari Pancasila," ungkap Murad.

"Kami berharap kehadiran baileo, monumen, dan jalan Ir. Soekarno ini akan menjadi niat bagi kita semua tentang kuatnya semangat perjuangan dan sikap kenegarawanan Insinyur Soekarno maupun pendahulu bangsa yang lain," imbuhnya.

Melengkapi pernyataan Murad, Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua mengatakan baileo itu dibangun di lokasi seluas lebih dari 3.000 meter.

Sementara monumen dibangun beserta sebuah patung Soekarno yang tingginya lebih dari 10 meter. Sedangkan untuk Jalan Ir. Soekarno yang diresmikan panjangnya kurang lebih 209 kilometer.

"Pemberian nama sejumlah tempat dan monumen itu sebagai wujud terima kasih segenap masyarakat Kabupaten Maluku Tengah, serta untuk tidak melupakan sejarah serta perjuangan Presiden Soekarno," pungkasnya.