Kapolri Minta Pemda Realisasikan Tempat Isolasi Mandiri Terpadu
FOTO ILUSTRASI/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta Pemeintah Daerah (Pemda) ikut andil merealisasikan penyediaan tempat isolasi mandiri terpadu. Tujuannya agar penanganan COVID-19 bisa optimal.

"Kami mengimbau kepada pemerintah daerah pada rekan-rekan untuk bisa ikut segera merealisasikan 31 wilayah yang akan digunakan untuk kegiatan isolasi Mandiri terpadu," kata Jenderal Sigit kepada wartawan, Senin, 21 Juni.

Keberadaan tempat isolasi mandiri terpadu sangat membantu lokasi isolasi yang saat ini hampir penuh. Misalnya, RS Wisma Atlet yang sudah nyaris penuh. 

Apalagi penambahan kasus positif di Jakarta pun semakin melonjak. Dalam beberapa hari terakhir, per harinya ditemukan sekitar 4.000 kasus positif COVID-19 baru.

"Wilayah di Nagrak (Jakarta Utara), Pasar Rumput dan tempat-tempat lain termasuk apabila memang diperlukan hotel-hotel yang bisa dipersiapkan menjadi tempat isolasi Mandiri karena ini tentunya sangat diperlukan pada saat terjadi penguatan kegiatan testing dan tracing," papar Sigit.

Dengan menyediakan tempat isolasi mandiri terpadu, kata Kapolri, diharapkan dapat menerkan penyebaran COVID-19. Langkah yang sama pun dilakan diberbagai daerah yang masuk dalam zona merah.

"Harapan kita dengan berbagai model yang telah kita laksanakan di Riau kemudian di Kudus kemudian di Bangkalan maka model ini pun kita harapkan bisa memberikan hasil yang maksimal dan segera bisa menurunkan laju pertumbuhan angka COVID-19," ujar dia.

Sebelumnya, Satgas COVID-19 mencatat per 19 Juni, Indonesia menyumbang 22.350 kasus aktif COVID-19 dalam kurun waktu enam hari terakhir. Satgas menyayangkan kasus aktif kembali meningkat drastis setelah sempat menurun di Februari 2021. 

"Mulai per 18 Juni kasus aktif Indonesia sudah berada di atas rata-rata dunia, jadi saat ini kita sudah di angka 6,87 persen, dunia hanya 6,5 persen. Sedangkan angka kesembuhan kita berada di 90,38 persen sementara dunia 91,33 persen," ujar Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah dalam rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Minggu, 20 Juni.

"Jadi kalau kita lihat dalam waktu 16 hari terakhir mulai terjadi kenaikan terus menerus sejak tanggal 3 Juni sampai 19 Juni dengan kenaikan 41.300 kasus aktif atau kenaikan sebesar 43,7 persen," sambungnya.

Dewi menjelaskan, kasus aktif COVID-19 di Indonesia saat ini sudah mencapai 135 ribu dari semula angkanya berada di 94 ribu. Karenanya, dia meminta hal ini harus menjadi perhatian bersama untuk kembali melihat strategi pengendalian pandemi COVID-19.

"Dari 94 ribu, saat ini kasus aktif kita sudah mencapai 135 ribu dan ini adalah kondisi yang harus sama-sama kita pahami, ini lampunya sudah lampu merah," jelasnya.

Dari data yang dihimpun Satgas COVID-19, Dewi menyebut hanya ada 11 provinsi yang mencatat penurunan kasus aktif Corona. Sementara 23 provinsi lainnya mencatat peningkatan kasus aktif COVID-19.

Selama satu bulan terakhir, terhitung sejak 31 Mei 2021, ada 7 provinsi yang mencatat lonjakan kasus aktif COVID-19 tertinggi di Indonesia termasuk DKI Jakarta.