Kasus Aktif Kaltim Tinggi, Kapolri Sigit Imbau Warga Mau Dirawat di Tempat Isolasi Terpusat
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat meninjau proses vaksinasi COVID-19 massal di Kaltim (Foto: Humas Polri)

Bagikan:

JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengimbau masyarakat agar bersedia dirawat di tempat isolasi terpadu. Alasannya, fasilitas kesehatan yang lengkap dan tenaga kesehatan yang selalu memantau perkembangan.

Imbauan itu disampaikan Kapolri ketika bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat meninjau proses vaksinasi COVID-19 massal di BSCC DOME Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat, 6 Agustus.

"Saya sarankan mau dipindah ke tempat yang sudah disiapkan. Ini untuk menekan agar laju pertumbungan angka COVID bisa diminimalkan," ujar Sigit dalam keterangannya, Jumat, 6 Agustus.

Selain itu, imbauan disampaikan karena kasus aktif harian di Kalimantan Timur masih tinggi. Sehingga, dengan melakukan isolasi di tempat yang sudah disediakan dapat membantu menangani penyebaran COVID-19.

"Kaltim posisi tertinggi di wilayah Kalimantan sehingga tentunya perlu ada langkah-langkah dan strategis sesuai dengan perintah dari pak Presiden yaitu terkait dengan bagaimana tetap menegakan dan mematuhi secara ketat peraturan prokes," kata Sigit.

"Dari info yang kita dapat 76 persen itu masyarakat dirawat di rumah sakit. Kemudian rata-rata 86-88 persen dirawat di tempat isolasi terpusat. Dan kurang lebih ada 20 ribu masyarakat dirawat secara isoman (isolasi mandiri)," sambung Sigit.

Kemudian, untuk menekan penyebaran COVID-19 khususnya di Kalimantan Timur, sudah disediakan 3.600 dosis vaksin. Di mana, ribuan dosis itu akan dibagi menjadi dua tahap vaksinasi.

"Saya bersama pak Panglima melakukan pengecekan langsung terkait dengan kegiatan vaksinasi di mana hari ini ada 3.600 dosis vaksin. 2.000 vaksin pertama dan 1.600 vaksin kedua," kata Sigit

Dengan adanya program vaksinasi, diharapkan dapat menurunkan angka kasus positif. Sehingga dapat memperbaiki dan mendongkrak kembali ekonomi masyarakat.

"Ada 8 wilayah di Kalimantan Timur ada pembatasan-pembatasan. Perlahan-perlahan apabila bisa diperbaiki ada kelonggaran, sehingga aktivitas ekonomi kembali," tandas Sigit.