JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan penyebab tingginya angka pengangguran dan rendahnya daya saing di Indonesia karena adanya ketidaksiapan masyarakat beradaptasi dengan perubahan di dunia kerja dan industri.
"Masih relatif tingginya angka pengangguran dan rendahnya daya saing, antara lain disebabkan ketidaksiapan untuk beradaptasi terhadap perubahan dengan disrupsi yang mengikutinya," kata Wapres Ma’ruf dalam acara Rembuk Nasional Vokasi dan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, dilansir Antara, Selasa, 8 Juni.
Tingginya angka pengangguran di Indonesia diperburuk dengan bencana pandemi COVID-19 yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 19,1 juta. Selain itu, jumlah penduduk usia produktif terus meningkat serta masyarakat yang memiliki pengalaman pelatihan kerja sangat sedikit, kata Wapres.
Oleh karena itu, Wapres mengatakan perlu kecepatan, ketepatan, dan efisiensi sebagai fondasi penting untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul yang siap bersaing.
"Untuk itu, diperlukan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi sebagai fondasi yang penting untuk bisa bersaing terhadap negara lain di era teknologi digital saat ini," tukas Wapres.
BACA JUGA:
Tantangan nyata ketenagakerjaan tersebut adalah mempersiapkan SDM unggul yang mampu menghadapi isu teknologi digital, seperti big data, artificial intelligent, dan internet of things.
Untuk mewujudkan tenaga kerja yang andal, kata Wapres, pemerintah daerah, swasta, akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga keagamaan harus terlibat aktif bersama pemerintah pusat.
"Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, diperlukan keterlibatan pemerintah daerah, BUMN, swasta, perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, termasuk lembaga keagamaan seperti pondok pesantren yang tersebar di berbagai pelosok daerah," ujarnya.