YOGYAKARTA - Perajin tahu di Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta terpaksa memperkecil ukuran tahu untuk menyiasati tingginya harga kedelai impor.
Pengurus Paguyuban Tahu Sari Mulyo Desa Kepek, Sakiyo mengatakan, kenaikan harga kedelai terjadi sejak awal Januari 2021. Dari harga normal yang berkisar Rp6.500-Rp7.000 per kilogram secara berangsur naik hingga mencapai Rp10.700 per kilogram.
"Kami masih tetap memproduksi tahu sampai saat ini. Kami menyiasati tingginya harga kedelai ini dengan memperkecil ukuran tahu. Ada juga yang mempertahankan ukuran, tapi menaikkan harga tahu setiap kilogramnya," kata Sakiyo dilansir Antara, Rabu, 2 Juni.
Dampak kenaikkan harga kedelai juga berpengaruh pada penurunan produksi tahu secara signifikan. Sebelum harga kedelai Rp10.000 ribu, dirinya bisa memproduksi tahu sebanyak 2-2,5 kuintal per hari.
Saat ini hanya satu kuintal per hari. Penurunan produksi tidak hanya terjadi pada dirinya, tapi hampir semua perajin tahu di Desa Kepek.
"Produksi tahu di sini, penurunannya hampir lebih dari 50 persen. Kami berupaya bertahan semaksimal mungkin, meski produksi turun dan harga kedelai tinggi," katanya.
BACA JUGA:
Sakiyo berharap harga Kedelai dapat stabil dan ada langkah-langkah yang diambil pemerintah. "Kami berharap harga stabil pada kisaran Rp8.000-Rp8.500 per kilogram," harapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunung Kidul Sigit Haryanto membenarkan harga kedelai impor saat ini memang mengalami kenaikan.
"Berdasarkan hasil pemantuan kedelai di tingkat pedagang pasar rakyat, harga kedelai memang mengalami kenaikan. Saat ini, harga kedelai mencapai Rp10.700 per kilogram,” kata Sigit.
Sigit mengatakan berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 47/M-Dag/Per/7/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen untuk harga kedelai impor, harga acuan pembelian di petani Rp6.550 dan harga acuan penjualan di konsumen Rp6.800 per kilogram.
"Saat ini, kami masih memantau harga kedelai di pasar. Kemudian, kami laporkan ke Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY, sebagai bahan menentukan kebijakan lebih lanjut di sana,” katanya.