Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut kondisi kenaikan kasus pascalebaran tahun 2021 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020.

"Dampak pada kenaikan kasus yang ditimbulkan pada dua minggu pasca-Idulfitri di tahun ini tidak setinggi pada Idulfitri 2020 lalu. Ini adalah bukti bahwa masyarakat dan pemerintah daerah telah belajar beradaptasi selama satu tahun," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 1 Juni.

Berdasarkan data yang dihimpun, kenaikan kasus pada seminggu sampai dua minggu setelah lebaran tahun 2020 mencapai 65,5 persen. Namun, kenaikan kasus mingguan setelah lebaran 2021 sebesar 56,6 persen.

Sementara, kenaikan kematian mingguan pascalebaran tahun 2020 sebesar 66,34 persen. Sebaliknya, angka kematian mingguan usai lebaran 2021 justru menurun 3,52 persen.

Provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi usai lebaran 2020 Jawa Tengah dengan kenaikan 368 persen. Provinsi yang mengalami kenaikan kasus tertinggi juga berada di Jawa Tengah, namun hanya naik 103,2 persen.

Selain itu, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan yang pada tahun lalu berda pada peringkat 2 dan 3 tertinggi, di tahun ini bahkan tidak masuk ke dalam 5 besar.

"Dari perkembangan tingkat provinsi, juga terlihat meskipun tetap mengalami kenaikan yang signifikan. Namun, persen kenaikan di tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu," ujar Wiku.

"Ini merupakan modal kita ke depannya untuk dapat terus produktif dan aman COVID-19 selama berada dalam kondisi pandemi," lanjutnya.

Meski demikian, Wiku meminta data ini tidak membuat terlena. Sebab, tren kenaikan kasus masih terjadi. "Pilihan ada di tangan kita semua. Jika kita tetap patuh protokol kesehatan dan terus meningkatkan testing dan kualitas penganan kesehatan, maka perkembangan bisa saja akan tetap stabil," imbuhnya.