Bagikan:

JAKARTA - Aksi teror terus terjadi di tanah Papua. Bahkan, aparat TNI-Polri pun seolah menjadi targetnya. Beberapa, di antaranya mengalami luka-luka hingga tewas bersimbah darah.

Aksi teror yang belum lama terjadi yaitu penyerangan Polsubsektor Oksamel di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK), pada Jumat, 26 Mei, dini hari.

Seorang anggota Polri, Briptu Mario Senoi selaku Kepala Polsubsektor meninggal dunia.

"Memang benar ada penyerangan yang menewaskan Briptu Mario Senoi," ucap Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri Jumat, 28 Mei.

Dari laporan yang diterima pelaku berjumlah enam orang. Selain itu, saat insiden terjadi, almarhum bertugas seorang diri karena Polsubsektor Oksamol hanya beranggotakan empat orang anggota Polri.

Tiga anggota berada di luar yakni dua di Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang dan seorang lainnya di Jayapura dalam rangka berobat.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menambahkan, aksi penyerangan ini baru diketahui saat anggota Linmas melintas di sekitar lokasi kejadian.

"Anggota Linmas mendatangi Polsubsektor Oksamal dan melihat dari jendela Briptu Mario Sanoy sudah di lantai dengan kondisi berlumuran darah," kata dia 

Selain itu, dari penyelidikan sementara para pelaku juga mengambil senjata api milik korban. Senjata api yang dibawa kabur jenis senapan serbu SS1 V1 dua pucuk, dan satu pucuk revolver beserta amunisinya. 

Tak hanya itu, berdasarkan catatan VOI, aksi teror yang dilakukan OTK juga menjadikan anggota TNI sebagai korban. Prada Ardiyudi dan Praka Alifnur Angkotasan tewas akibat dianiaya puluhan orang tak dikenal.

Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan mengatakan, dua anggotanya itu dianiaya oleh para pelaku dengan menggunakan senjata tajam. Aksi penganiayaan itu terjadi di Dekai, Yahukimo, Papua.

"Memang benar ada insiden penganiayaan yang menewaskan dua anggota Yonif 432 Kostrad yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan)," kata Izak.

Berdasarkan laporan yang diterima, aksi penganiayaan kelompok itu ketika kedua anggota TNI melaksanakan pengamanan pembangunan talut di Kali Brasa, Dekai.

Bahkan, para pelaku penganiayaan disebut-sebut berjumlah puluhan orang. Mereka menggunakan senjata tajam untuk menganiaya kedua korban.

"Sekitar 20 orang menyerang dengan berbagai jenis senjata tajam hingga keduanya meninggal akibat luka yang diderita," kata dia.

Polri yang ikut menyelidiki kasus ini pun belum bisa menyatakan siapa para pelaku penganiayaan itu. Hanya saja, ada beberapa hal yang serupa dalam rangkaian kasus penyerangan.

Para pelaku mengambil senjata api para korbannya. Dalam kasu ini, senjata api milik korban yang dibawa kabur adalah jenis SS2 (senapan serbu) beserta magasinnya.