Bagikan:

KLUNGKUNG - Ada 13 lumba-lumba terdampar di Pantai Batu Tumpeng, Klungkung, Bali. Satu ekor lumba-lumba mati karena luka di bagian sirip. 

“Dari jam 5 sore itu masyarakat sudah mengevakuasi dan memasukkan ke laut lagi Lumba-lumba itu. Sampai malam kita tunggu di sana. Jam 7 malam yang luka di siripnya itu masuk terakhir keluar masuk dan tadi pagi mati," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Klungkung Bali, Putu Widiada kepada wartawan, Jumat, 28 Mei.

Belum diketahui penyebab terdamparnya belasan lumba-lumba. Namun kondisi gelombang laut cukup tinggi sejak Rabu, 27 Mei. 

"Kita belum tahu mengapa lumba-lumba itu terdampar tapi memang kemarin kita gelombang dan ombak cukup tinggi di sana," imbuhnya.

Warga melaporkan terdamparnya lumba-lumba sekitar pukul 17.00 WITA, Kamis, 27 Mei. Warga bersama petugas DPD berupaya mendorong lumba-lumba ke laut. 

Pada dini hari, Jumat, 28 Mei, lumba-lumba berhasil didorong kembali ke laut. Tapi tadi pagi ditemukan satu lumba-lumba mati dengan kondisi terluka di bagian sirip.

Ada dugaan lumba-lumba terdampar di pantai wilayah Klungkung, Bali karena feomena air pasang laut usai gerhana bulan. 

"Bisa jadi, karena air pasang terdampar," kata  Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Dwi Hartanto.

Fenomena pasang surut  dan tinggi gelombang di perairan Bali sejak Rabu, 26 Mei hingga hari ini, karena dipicu gerhana total. Selain itu, terjadi banjir rob hingga ke daratan yang terjadi di beberapa wilayah seperti di Kuta, Sanur dan Klungkung.

"Fenomena pasang surut, karena pengaruh dari gerhana. Kedua dari gravitasi bumi dan matahari. Kalau mataharinya jaraknya lebih pendek jadi berpengaruh. Itu, karena pengaruh daya tarik matahari dan bumi dan juga kemarin karena gerhana. Jadi pasang airnya," imbuhnya.