JAKARTA - Lembaga kesehatan masyarakat Jerman menyatakan kawasan Inggris dan Irlandia Utara menjadi tempat ditemukannya varian baru dari kasus COVID-19. Terkait temuan tersebut, mewajibkan siapa saja yang datang dari Inggris untuk menjalani karantina dua pekan sejak saat kedatangan.
Di Inggris, kasus varian COVID-19 yang pertama kali muncul di India terus meningkat. "Kami ingin bermain aman," kata sumber di kalangan pemerintah Jerman. "Dalam tahap gerakan vaksinasi penting ini, masuknya mutasi bermasalah musti dihindari sejauh mungkin."
Klasifikasi menyangkut Inggris dan Irlandia utara itu, yang akan mulai berlaku pada Minggu malam 23 Mei. Hal ini juga berlaku bagi aturan karantina juga diterapkan pada penerima vaksin lengkap dan mereka yang telah sembuh dari COVID-19.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bahwa gelombang ketiga infeksi COVID-19 di Jerman "tampaknya akan berhenti", namun pejabat pemerintah tetap berhati-hati.
"Jika kita ingin terus menekan tingkat infeksi, maka kita perlu mencegah penularan varian virus mengancam perkembangan positif ini," kata juru bicara Kementerian Kesehatan.
"Langkah ini berat bagi Inggris, namun diperlukan untuk mencegah penyebaran cepat varian India di Jerman," katanya. Ia menambahkan bahwa hanya ketika lebih banyak penerima vaksin, Jerman dibekali senjata melawan ancaman seperti itu.