Satgas Ikut Analisis Varian Baru COVID-19 yang Muncul di Inggris
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut pihaknya sedang menganalisis varian baru COVID-19 yang ditemukan di Inggris.

"Pemerintah terus mengikuti perkembangan varian COVID-19 yang saat ini muncul di Inggris, varian COVID-19 yang baru ini akan dikaji dan dianalisis urutan genetikanya untuk menentukan langkah yang akan diambil oleh pemerintah berdasarkan bukti ilmiah," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 22 Desember.

Wiku menuturkan, langkah penelusuran penularan virus corona atau surveilans akan terus diperkuat oleh pemerintah dengan memonitor perkembangan virus yang sangat dinamis tersebut.

Terlepas adanya perkembangan varian COVID-19 terbaru yang muncul di Inggris, pemeirntah meminta kepada masyarakat untuk secara disiplin mematuhi protokol kesehatan 3M dalam aktivitas yang dijalankan.

"Protokol kesehatan merupakan upaya pencegahan yang penting dan mudah dilakukan, sehingga kita dapat melindungi diri sendiri dan orang terdekar dari COVID-19," tutur dia.

Selain itu, Wiku meminta pemerintah daerah untuk memasifkan 3T, sehingga deteksi dini dapat dilakukan kepada masyarakat serta kontak erat kasus positif dapat segera memperoleh penanganan yang baik dan sesuai standar untuk meningkatkan peluang kesembuhan. 

Sebagai informasi, pemerintah Inggris menyatakan negaranya menemukan varian baru COVID-19. Varian baru virus corona di Inggris pertama kali terdeteksi pada September. Pada November, sekitar seperempat kasus COVID-19 di London berasal dari virus corona varian baru. Jumlah ini mencapai hampir dua pertiga kasus pada pertengahan Desember.

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson yang baru saja mengumumkan akan melonggarkan pembatasan selama Natal, tiba-tiba mengubah haluan. Ia menginjak rem mendadak. Penemuan varian baru virus corona penyebab COVID-19 membuat Inggris memberlakukan pembatasan Tingkat 4, mirip kuncitara. 

Diperkirakan, varian tersebut telah menyerang banyak pasien di Inggris atau di negara dengan kemampuan lebih rendah untuk memantau mutasi virus corona. Varian ini dapat ditemukan di seluruh Inggris, kecuali Irlandia Utara, tetapi sangat terkonsentrasi di London, Inggris Tenggara dan Inggris Timur. 

Data dari Nextstrain, yang memantau kode genetik sampel virus di seluruh dunia, menunjukkan kasus di Denmark dan Australia berasal dari Inggris. Belanda juga telah melaporkan kasus COVID-19 dari varian baru.

Kepala Darurat WHO, Mike Ryan mengungkap kehadiran varian baru dari COVID-19 yang muncul di Inggris adalah bagian normal dari mutasi virus. 

Pejabat WHO itu juga mengungkap varian baru dari COVID-19 memang dapat menyebar dengan mudah. Meski begitu, berdasarkan data yang dimiliki pemerintah Inggris, varian baru dari COVID-19 tak memiliki jejak yang mematikan.

WHO juga memberi apresiasi pada negara yang kemudian memberlakukan pembatasan perjalanan di Inggris dan Afrika Selatan. Upaya yang dilakukan adalah langkah positif.

“Kami harus menemukan keseimbangan. Sangat penting untuk memiliki transparansi, sangat penting untuk memberi tahu publik seperti apa adanya, tetapi penting juga untuk menyampaikan bahwa ini adalah bagian normal dari evolusi virus, " ujar kepala darurat WHO, Mike Ryan dikutip Reuters, Selasa, 22 Desember.

“Mampu melacak virus sedekat ini, dengan hati-hati, secara ilmiah dalam waktu nyata ini merupakan perkembangan positif yang nyata bagi kesehatan masyarakat global, dan negara yang melakukan jenis pengawasan ini harus dipuji,” tambahnya.