Bagikan:

DENPASAR - Sebanyak 19 ABK kapal Bandar Nelayan 188 tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar Bali. Mereka dievakuasi setelah kapal nyaris tenggelam dihantam badai.

Mereka dievakuasi dengan KRI Escolar dari kapal AL Australia HMAS Anzac. Saat tiba di dermaga Pelabuhan Benoa, pra ABK sujud syukur menginjakkan kaki di Bali. 

Kaptel Kapal Bandar Nelayan 188, Murdiono (41) bercerita peristiwa nahas bersama 19 kawan lainnya di antara hidup dan mati saat kapalnya diterjang badai.

“Ttak bisa dibayangkan antara hidup dan mati. Saya kaptennya," kata Murdiono di Pelabuhan Benoa, Jumat, 21 Mei.

Salah seorang ABK bernama Tarno terluka dan sempat dirawat di RS di Australia. Jari telunjukknya terpaksa diamputasi. Tarno sudah kembali ke Jakarta dengan transportsi udara.

Murdiono, yang sudah menjadi Kapten  Kapal Bandar Nelayan 188 selama 3 tahun ini menceritakan peristiwa terombang-ambing di tengah laut dengan kondisi kapal yang setengah tenggelam. Dia bersyukur bersama para ABK ditolong kapal ikan Jepang dan kapal dari Australia.

"Kita ketemu kapal  Jepang dulu, terus ketemu kapal Australia dan langsung ke sini," ungkapnya.

Selama 4 hari, ABK kapal Bandar Nelayan 188 terombang-ambing. Mereka makan seadanya untuk bertahan hidup.

"Empat harian. Makan iya seadanya. Kita bawa biskuit dan coba bertahan hidup sambil (menunggu) bantuan datang. Kita sudah diterjang badai dan ya sudah kita pasrah sajalah sama yang di Atas, yang penting kita tetap semangat," terangnya. 

Dia berterimakasih kepada kru kapal ikan Jepang, pihak Australia dan pemerintah Indonesia yang sudah memberikan pertolongan hingga akhirnya bisa kembali lewat Bali. 

KM Bandar Nelayan sebelumnya mengalami kebocoran hingga nyaris tenggelam di Samudera Hindia pada Kamis, 13 Mei. 

"Pihak Basarnas berkoordinasi dengan JRCC Australia untuk mengambil aksi," kata Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada.

JRCC langsung menginformasikan kejadian itu kepada kapal-kapal dekat area KM Bandar Nelayan.

"Selanjutnya ditransfer ke kapal Australia HMAS Anzac dan dibawa ke Australia," ujarnya.