<i>Olshop</i> Jadi Solusi UMKM Bertahan Selama Pandemi COVID-19
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Anjuran untuk beraktivitas di rumah dalam rangka pencegahan penularan COVID-19 berdampak pada penurunan kegiatan jual-beli masyarakat. Sehingga, banyak pelaku usaha khususnya UMKM yang berjualan secara konvensional menjadi kehilangan pendapatan karena sepi pembeli. 

Namun, ada solusi yang bisa dilakukan pelaku UMKM untuk bisa mempertahankan roda perekonomian mereka. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut  mereka bisa beralih menjajakan dagangannya via daring (online) atau online shop (olshop). 

"Penjualan secara online sekarang merupakan sebuah solusi bagi UMKM yang masih bisa menjalankan usahanya untuk tetap dapat memasarkan produknya sesuai dengan protokol pencegahan COVID-19," kata Teten dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 28 April.

Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI yang dijelaskan Teten, sektor usaha yang berpotensi mendulang untung besar adalah penjualan produk kesehatan dan herbal. 

Selain itu, produk pangan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, makanan olahan praktis, serta bumbu masakan juga berpotensi laku di pasaran. 

"Saat ini, masyarakat menjadi lebih sering memasak di rumah. Jadi, banyak permintaan terhadap produk-produk siap olah, seperti frozen food atau makanan kaleng yang tinggal dipanasakan," jelasnya. 

Hal ini selaras dengan tren peningkatan di platform jual-beli online seperti Bukalapak. Transaksi jual-beli produk kesehatan di sana meningkat hingga 90 persen dan pangan meningkat 350 persen. 

Begitu pula dengan data tren jual beli di Tokopedia. Banyak akun penjual baru yang menjajakan produk kesehatan seperti masker, hand sanitizer, dan vitamin. Peningkatannya mencapai 250 persen. 

"Ini menunjukkan efektivitas e-commerce atau penjualan di market online cukup efektif. Karena itu, saya mengajak seluruh pelaku koperasi dan UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk mengatasi permasalahan pemasaran akibat pandemi COVID-19," imbuhnya.