JAKARTA - Pemerintah Australia akhirnya mulai melakukan pelonggaran kebijakan penutupan wilayah atau lockdown. Sebab, kebijakan tersebut terhitung ampuh dalam menahan laju penyebaran COVID-19.
Setali dengan itu, khusus di beberapa negara bagian, empunya kebijakan mulai memberikan izin kepada warganya untuk kembali mengunjungi pantai yang sebelumnya ditutup karena covid-19. Kebijakan tersebut telah direalisasikan oleh pemerintah sedari Selasa, 27 April.
Melansir Reuters, pemerintah Australia telah membuka kembali beberapa pantai di sydney. Salah satunya adalah Pantai Bondi.
Tak cuma itu, pemerintah Australia juga telah mengizinkan negara bagian New South Wales untuk membiarkan warganya saling berkunjung ke rumah dengan dibatasi hanya dua orang saja. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penyegaran kembali aturan berdiam dan bekerja dari rumah untuk menjaga kesehatan mental warganya.
"Bagi banyak orang, mereka telah terkurung di rumah selama beberapa minggu. Dan dengan pengecualian berolahraga, kebutuhan medis atau membeli apa yang mereka butuhkan serta pergi bekerja. Oleh karenanya, banyak orang yang telah terisolasi di rumah mereka," ucap Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian.
Atas dasar itu, Berejiklian memberi izin kepada warganya untuk saling berkunjung. "Dua orang dewasa boleh pergi dan mengunjungi siapa pun atas dasar menjaga kesehatan mental semua orang."
BACA JUGA:
Berejiklian juga memberi saran kepada mereka yang kurang sehat, supaya tidak melakukan kunjungan sampai kondisi mereka membaik. Menariknya, dalam kebijakan tersebut anak-anak turut disertakan untuk dapat menemani orang tua mereka kala berkunjung.
Pelonggaran tersebut dapat terlaksana karena Australia telah lebih awal memberlakukan penutupan bisnis, dan mengeluarkan aturan jarak sosial atau physical distancing yang ketat.
Selebihnya, pemerintah di beberapa negara bagian pun telah mendirikan pusat pengujian COVID-19. Bahkan, saat ini telah mendorong warga Australia untuk menjalani tes, terlepas dari mereka memiliki gejala atau tidak.
Sementara itu, sejauh ini Negeri Kangguru telah mengonfirmasi 6.728 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 86 kasus meninggal dunia.