Mereka yang Arogan Maki-maki Petugas Lalu Minta Maaf Seharusnya Dihukum Agar Ada Efek Jera
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Di jagat media sosial wara-wari video orang marah-marah, memaki petugas melawan aturan penyekatan mudik. Setelah video viral, para pelaku yang arogan terhadap petugas meminta maaf. 

Aksi emosional pengendara yang marah-marah seharusnya ditindaklanjuti aparat penegak hukum dengan melakukan penindakan. Tujuannya untuk menimbulkan efek jera. 

Ada dua contoh pemudik arogan. Pertama, Hesti dan Raminto. Mereka sempat virak karena menghina petugas dengan kata-kata kasar ketika ditegur dan diminta untuk putar balik.

Aksi arogan mereka terjadi di pos pembatasan mudik di Perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.  

Kemudian, aksi arogan lainnya dilakukan perempuan bernama Gustuti Rohmawati. Dia viral di media sosial karena memarahi petugas di pos penyekatan Simpang Jalan Lingkar Selatan, Ciwandan, Cilegon.

Padahal, petugas hanya menjalankan tugasnya untuk memutar balik para pengendara yang akan menuju Carita. 

Psikolog Klinis Kasandra Putranto mengatakan, dari dua kasus ini pemberian sanksi terhadap para pemudik yang arogan ketika dilarang bertujuan agar tidak ada lagi kasus serupa.

"Harus ada konsekuensi karena harus ada hukuman supaya ada efek jera," ujar Kasandra kepada VOI, Selasa, 18 Mei.

Sanksi ini untuk mencegah pola pikir masyarakat yang bisa menganggap remeh teguran dari petugas. Pelanggar termasuk menghalang-halangi petugas harusnya dihukum agar jadi contoh bagi masyarakat lain agar patuh peraturan.

"Kalau tidak ada efek jerat nantinya akan ada hal-hal serupa. (Kalau tidak ada sanksi) kan tinggal minta maaf aja tuh abis itu selesai," kata dia.

Di sisi lain, Kasandra juga menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau mendorong aksi arogan mereka. Misalnya, terkait kecerdasan intelektual.

"Kecerdasan intelektual itu apa? Ngerti bahwa kondisi lagi seperti ini (pandemi) ada larangan pemerintah, ada konsekuensi hukum, itu masuk kecerdasan intelektual," ungkap Kasandra.

Kemudian, faktor lainnya yakni kecerdasan emosional dan sosial. Kedua faktor ini juga sangat berpengaruh dengan sikap para pemudik.

"Kecerdasan emosional itu bagaimana seseorang bisa mengendalikan dirinya. Kecerdasan sosial itu kemampuan untuk memahami pemahaman norma sosial, boleh nggak seperti ini atai itu. Norma hukum, norma agama," tutur dia.