Wisma Atlet Terima 6 Pasien Reaktif COVID-19 dari Lokasi Penyekatan Arus Balik
Wisma Atlet Kemayoran (DOK Kementerian PUPR)

Bagikan:

JAKARTA - Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran menerima enam pasien reaktif setelah dilakukan tes usap antigen di lokasi penyekatan saat arus balik Lebaran.

Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19 ( RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Mayjen Tugas Ratmono mengatakan keenam pemudik tersebut berasal dari lokasi penyekatan, tepatnya di Tol Cikampek KM 34, untuk kemudian dilakukan tes PCR sebanyak dua kali.

"Saat ini sudah ada enam yang dikirim yang terdeteksi reaktif swab antigen COVID-19. Mudah-mudahan bertambahnya tidak banyak," kata Tugas Ratmono saat ditemui di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat, dikutip Antara, Senin, 17 Mei.

Tugas menjelaskan pemudik sudah ditempatkan di Tower 4 untuk menjalani tes PCR. Kemudian jika hasilnya positif akan ditempatkan di Tower 5 untuk diisolasi jika pasien tergolong OTG (orang tanpa gejala) atau Tower 6 dan Tower 7 jika pasien memiliki gejala.

Jika hasil PCR negatif, warga harus menjalani karantina sampai lima hari ke depan untuk dilakukan tes PCR kedua, kemudian dipulangkan jika hasilnya negatif.

Tugas menambahkan, jumlah pasien rawat inap di RSDC Wisma Atlet Kemayoran pada Mei 2021 merupakan yang terendah sejak Agustus tahun lalu. Pengendalian pandemi COVID-19 sejauh ini cukup baik, terlihat dengan kurva yang landai.

Berdasarkan data Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, jumlah pasien rawat inap terkonfirmasi positif per Senin, 17 Mei sebanyak 929 orang atau 15,5 persen dari kapasitas yang ada sebanyak 5.994 orang.

Namun demikian, Tugas meminta agar masyarakat tetap waspada mengantisipasi peningkatan jumlah kasus. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, jumlah pasien dirawat di RSDC Wisma Atlet meningkat sekitar 30-50 persen dari kapasitas sebelumnya, setelah ada momen libur panjang.

"Saya kira ini sejak Agustus, Mei 2021 adalah yang terendah. Walaupun hunian di RSDC sudah rendah saat ini, kita mengajak semuanya untuk menahan diri, jangan tertular dan menularkan," kata Tugas.