JAKARTA - Awal Januari lalu, pandemi COVID-19 hanya menyebar di seputaran daratan China saja. Namun, makin lama, COVID-19 mulai menjadi pandemi global yang membuat jutaan orang panik karena takut tertular. Salah satu yang panik ialah kalangan narapidana yang tertahan pada sebuah penjara di Buenos Aires, Argentina.
Saking paniknya, para narapidana melakukan aksi protes menuntut pembebasan. Mereka membakar kasur serta mengusai beberapa bagian penjara menuju menuju bagian atap, Jumat, 24 April.
Melansir Reuters, hal itu dilakukan guna menuntut empunya kebijakan mengambil langkah pembebasan kepada mereka. Para narapidana takut infeksi COVID-19 dapat membuat seisi penjara menjadi korban virus dari Wuhan.
Berdasarkan keterangan seorang saksi mata, aksi protes tersebut dilakukan oleh belasan narapidana yang telah melengkapi diri mereka dengan rantai, kayu, beserta ragam senjata lainnya. Tak hanya itu, narapidana pun turut membentangkan dua buah spanduk.
Satu bertuliskan pesan, "Kami menolak mati di penjara." Sementara, lainnya bertuliskan, "COVID-19 ada di Devoto. Hakim, diam jelas bukan bahasa saya."
Informasi lebih lengkap pun hadir dari salah satu media lokal di Argentina. Dalam laporannya, aksi tersebut bermula sejak Kamis malam. Pemicunya tak lain karena para narapidana mendapatkan bocoran jikalau sejumlah orang yang berada di penjara telah tertular COVID-19.
BACA JUGA:
Oleh karenanya, narapidana yang tak mau tertular kemudian melancarkan aksi protes menuntut pembebasan dengan cara membakar kasur dan mengambil alih dua lantai penjara. Atas dasar itu, polisi kemudian memberikan beberapa tembakan peringatan dan menerbangkan helikopter polisi ke atas penjara untuk bernegosiasi.
Namun, tak ada informasi resmi terkait berapa jumlah orang yang terluka dalam aksi. Hal yang pasti, narapidana kini mulai menggencarkan tuntutan pembebasan karena risiko tertular COVID-19 yang cukup besar. Apalagi, lingkungan penjara secara keseluruhan dapat menampung 1.683 narapidana.
Sementara itu, sejauh ini Argentina telah mengonfirmasi 3.435 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 167 kasus meninggal dunia. Bahkan, Argentina sedari awal Maret telah memberlakukan penutupan wilayah atau lockdown sebagai opsi menahan laju penyebaran COVID-19.