JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo kembali meminta TNI dan Kepolisian menangkap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Pasalnya, rangkaian peristiwa kekerasan yang dilakukan KKB memiliki karakteristik mengkhawatirkan.
Bahkan, kata Bamsoet, telah terjadi peningkatan aksi KKB. Merujuk data Kemenkopolhukam, dalam tiga tahun terakhir tak kurang dari 110 warga menjadi korban KKB. Sebanyak 95 orang meninggal dan 59 di antaranya adalah warga sipil, sedangkan TNI sebanyak 27 orang dan Polri 9 orang.
"Pendekatan soft power tetap diutamakan," ujar Bamsoet di Jakarta, Rabu, 5 Mei.
"Namun tatkala kondisi memaksa, tindakan tegas dan terukur harus diimplementasikan melalui tindakan represif demi melindungi rakyat Papua," sambungnya.
BACA JUGA:
Mantan Ketua DPR itu mengibaratkan tindakan pengamanan KKB ini seperti mengeringkan air kolam untuk menangkap ikan. Air kolam adalah sarana dan prasarana pendukung KKB, yang kini disebutnya teroris, sedangkan ikannya adalah KKB tersebut. Ia mengatakan KKB harus ditumpas seluruhnya demi melindungi rakyat Papua.
Bamsoet menilai, mustahil pemerintah bisa membangun Papua jika eskalasi kekerasan tidak kunjung usai. Menurutnya, negara harus hadir memastikan hak rakyat Papua untuk menikmati hasil pembangunan tanpa terberangus oleh ancaman sekelompok orang.
"Setelah memukul mundur KKB dan menguasai berbagai desa dari cengkeraman KKB, pemerintah perlu memasifkan kembali pembangunan di Papua sesuai Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 dan Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2020, serta melakukan berbagai operasi bakti kesejahteraan," jelas mantan ketua Komisi III itu.
Misalnya, tambah Bamsoet, anggota TNI dan Polri dapat ditugaskan menjadi guru dan membangun kembali fasilitas umum yang rusak.
"Karena cara merebut hati dan pikiran masyarakat lokal Papua adalah cara terbaik memulihkan kembali kondisi damai di Papua," tandas Bambang Soesatyo.