Donasi 400 Ribu Chloroquine untuk Bantu Sembuhkan Pasien COVID-19

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan menerima 400 ribu tablet Chloroquine dari Dexa Media untuk penanganan pasien COVID-19. Obat ini akan didistribusikan ke seluruh rumah sakit di Indonesia. 

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengapresiasi kontribusi PT Dexa Medica dalam mendonasikan obat-obatan yang sangat dibutuhkan pasien COVID-19 ini.

“Terima kasih juga atas gerak cepat dan proaktivitas PT Dexa Medica yang sudah membantu pemerintah dalam menyalurkan sebagian obat-obatan donasi secara langsung ke berbagai rumah sakit baik rujukan, pemerintah dan swasta di seluruh Indonesia," kata Terawan dalam keterangan yang diterima VOI, Sabtu, 18 April. 

Direktur PT Dexa Medica V. Hery Sutanto menyebut pihaknya akan segera mendistribusikan Chloroquine ke seluruh jaringan kantor cabang distributor. Pendistribusian ini dilakukan mulai pekan depan. 

"Kami akan bergerak cepat untuk salurkan ke sekitar 400 rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 di seluruh Indonesia," tutur Hery. 

Sebagai informasi, Chloroquine merupakan versi sintetis kina, yakni senyawa alami yang diekstrak dari kulit pohon kina sejak awal tahun 1600-an. Obat ini digunakan pasien malaria selama beberapa abad. Kini, Presiden Joko Widodo memilih Chloroquine sebagai obat untuk membantu penyembuhan virus corona di Indonesia. 

Dilansir dari Los Angeles Times, cara kerja obat ini memperlambat replikasi virus memasuki sel, kata ahli mikrobiologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Karla Satchell.

Chloroquine membatasi kemampuan virus menggunakan ruang dalam sel (disebut vakuola) untuk masuk ke dalam targetnya. Anggap saja sebagai 'ruangan' di dalam tubuh sehingga memberikan waktu bagi sistem kekebalan tubuh untuk mengejar ketinggalan.

Uji klinis dilakukan di China untuk menguji kemanjuran Chloroquine terhadap virus corona jenis baru ini. Hasil awal menunjukkan potensi mengurangi tingkat replikasi virus.

Chloroquine diketahui aman untuk manusia. Namun, pada tingkat overdosis bisa mengakibatkan keracunan. Dalam penelitian praklinis, obat ini terbukti efektif melawan infeksi virus seperti sindrom pernapasan akut (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan HIV.

Terkait