Bagikan:

JAKARTA - Ketua panitia acara Maulid Nabi, Haris Ubaidillah menyebut alasan tetap mengadakan acara Maulid Nabi pada 14 November 2020 karena banyak acara serupa yang sudah berjalan. Meski acara menimbulkan kerumunan. 

Pengakuan itu disampaikan Haris menyinggung soal alasannya sebagai ketua panita berani mengambil risiko mengadakan acara saat masa pandemi COVID-19.

"Ada pertanyaan mengapa saya berani mengambil risiko untuk mengambil peringatan maulid, karena pada saat itu sebagaimana informasi saya banyak mendapat bahwasanya perkumpulan-perkumpulan seperti ini sudah ada jauh sebelum acara peringatan Maulid yang kami laksanakan sehingga kami berani mengadakan acara Maulid Nabi tersebut," kata Haris dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin, 3 Mei.

Meski menjabarkan alasannya, Haris tak menyebutkan acara perkumpulan yang dijadikan sebagai perbandingan. Dia menegaskan, dalam acara Maulid Nabi sudah ada penekanan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.

Bahkan, acara Maulid Nabi pun diputuskan diakhiri lebih cepat dari biasanya. Padahal bila berkaca pada acara-acara sebelumnya kegiatan Maulid Nabi selalu rampung sekitar pukul 04.30 WIB.

"Pada saat itu semua panitia setuju untuk menutup acara lebih awal dari biasanya. Karena biasanya FPI itu kalau ngadain acara maulid sampai subuh, karena kalau kita selesaikan jam 2 tanggung subuhnya kesiangan," kata dia.

Selain itu, alasan lainnya mengakhiri acara lebih cepat karena massa yang membeludak. Sehingga, dikhawatirkan dapat terjadi hal-hal yang tak diinginkan, terlebih di masa pandemi COVID-19.

"Tapi karena kemarin peringatan maulid acara memebludak di luar perkiraan akhirnya kami mengambil keputusan acara dibubarkan lebih awal," kata dia.