JAKARTA - Budayawan Tisna Sanjaya menilai antusiasme masyarakat yang memadati pusat grosir pasar Tanah Abang sangat rawan terhadap pandemi COVID-19.
Bermodal keyakinan aman sudah vaksinasi, pengunjung berdesakan untuk memenuhi kerinduan berbelanja menyambut hari raya yang terlewat di tahun 2020 lalu.
"Menurut saya situasi sekarang masih sangat rawan untuk melakukan hal yang sifatnya ueuforia, keluar dari kantung kantung work from home, tetap menjaga protokol kesehatan, pakai masker sampai mentang-mentang kita sudah divaksin terus sembarangan masuk mal pasar, seperti kasus di Jakarta (Tanah Abang, red)," ujar Tisna kepada VOI, Senin, 3 Mei.
Tisna mengatakan, situasi tersebut sangat riskan mengikuti jejak India yang mengalami lonjakan kasus di gelombang kedua COVID-19.
"Ini sangat berbahaya, kan ada contohnya di India itu. Kalau terjadi gelombang kedua ini akan sangat berbahaya dan dampaknya itu bukan hanya buat orang per orang tapi juga untuk negara ini," kata budayawan asal Bandung itu.
Apabila kasus dalam negeri melonjak akibat peristiwa tersebut, Tisna khawatir Indonesia dilarang untuk mengunjungi negara-negara lain. Tentu, itu akan menyulitkan masyarakat yang selama ini sudah betul-betul tertib menjalankan aturan yang ada
"Keperluan kita untuk berhubungan dengan masyarakat luar itu dibatasi, di banned, tidak boleh kita nanti mau sekolah diluar negeri. Misalnya mau ada hubungan kebudayaan luar negeri itu dampak dari keteledoran masyarakat kita. Ini harus hati hati," imbau Tisna.
BACA JUGA:
Ironinya, kata dia, kejadian kerumunan bukan saja terjadi di Ibu Kota, Bandung pun demikian.
"Saya lihat di Bandung juga gitu, mal-mal pada penuh, di jalan jalan, jadi ini nampak seperti kejadian kemarin seperti tidak ada apa-apa kan tragis ya," ungkap Tisna.
Karena itu, dia berharap di mana pun masyarakat yang ingin berkerumun, harus tetap memikirkan orang lain yang sudah menjaga pengendalian COVID-19.
"Banyak sekali saudara kita di dalam dan luar negeri yang betul betul bener (lakukan protokol kesehatan, red). Jadi kita harus solidaritas, harus menahan diri," kata Tisna.