Anies Batasi Pembeli ke Pasar Tanah Abang, Epidemiolog: Namanya Orang Indonesia Selalu Ada Cara
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melakukan sejumlah pengetatan di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk mencegah membludaknya pengunjung seperti akhir pekan lalu. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.

Menanggapi hal ini, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, respons Anies terhadap kerumunan yang terjadi di pasar tersebut sudah tepat.

Tapi, ada hal lain yang harus menjadi perhatian pemerintah termasuk menumbuhkan rasa kesadaran.

Sebab, jika tak ada kesadaran dari masyarakat untuk tak berkerumun di tengah pandemi maka hal ini akan terjadi. Bukan hanya di Jakarta tapi juga di daerah lainnya.

"Yang harus dibangun adalah kesadaran, termasuk membatasi sejak tempat mereka tinggal. Jadi dalam hal ini ya (harus,red) dilakukan edukasi dan upaya persuasif dari mulai level komunitas. Karena, orang itu kalau mau dibatasi selalu ada cara," kata Dicky saat dihubungi VOI, Senin, 3 Mei.

"Namanya orang Indonesia kan selalu ada cara," imbuhnya.

Selain membangun kesadaran, pemerintah juga harus mulai menggelorakan belanja daring atau online. Hal ini guna mencegah terjadinya penularan COVID-19.

"Belanja fisik kan berisiko besar, apalagi kita dalam level community transmission. Artinya, Indonesia kan enggak bisa melacak sumber transmisi karena klasternya sudah banyak banget. Banyak kasus tak terdeteksi, tak terlacak," ungkap Dicky.

Adapun untuk belanja daring ini, dirinya menyebut, PD Pasar Jaya harusnya bisa memfasilitasi dengan menyediakan situs. Sehingga, masyarkat tak perlu berkerumun di satu pusat perbelanjaan seperti Pasar Tanah Abang.

"Jadi yang harus direspons, dilakukan sebagai upaya antisipasi adalah meminimalisir kalau orang ini berpergian, kalau orang ini bergerak," tegasnya.

Selain itu, cara lainnya adalah mengupayakan agar pasar lain juga memiliki kelengkapan sama seperti Pasar Tanah Abang dengan harga yang tidak jauh berbeda. 

"Kalau harganya enggak jauh, lokasinya juga enggak jauh dari rumah masyarakat pasti orang-orang akan kesitu. Karena kan mereka juga berpikir, ke Tanah Abang itu ngantri, kereta risiko," kata Dicky.

"Jadi ini adalah salah satu strategi yang tidak bisa dilakukan satu daerah saja karena dampaknya ke semua dan ini untuk semua jadi harus sinergi," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, menjelang Hari Raya Idulfitri, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat diramaikan dengan kegiatan jual beli. Bahkan, keramaian pasar ini menjadi perhatian publik setelah sebuah video beredar dan menggambarkan kepadatan di tempat perbelanjaan ini.

Pada video yang diambil di dalam pasar tersebut, tampak para pengunjung berdesak-desakan tanpa menjalankan protokol kesehatan. Padahal, saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi di tanah air.

Sehari setelah video keramaian Pasar Tanah Abang beredar di internet, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan peninjauan. Selain itu, dia juga mengambil langkah agar kejadian serupa tak terulang lagi dan salah satunya adalah dengan membagi jadwal penutupan pasar tersebut.

"Jadi mulai sore ini, pasar akan ditutup, dibagi ada yang jam 16.00 dan tutup jam 17.00 untuk menghindari keluar bersamaan dan kemudian menuju titik yang hampir sama," kata Anies saat melakukan kunjungan ke Pasar Tanah Abang, Minggu, 2 Mei.

Selain itu, ada juga perubahan jadwal kereta commuter line yang melintasi stasiun Tanah Abang. "Sore besok pukul 15.00 sampai 19.00 kereta commuter line tidak akan berhenti di Stasiun Tanah Abang sehingga tidak mengangkut penumpang dari sana," tegasnya.

Keputusan ini, sambungnya, diambil setelah pihaknya melakukan pembahasan dengan pihak PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), karena adanya tumpukan penumpang di stasiun yang dekat dengan pusat perbelanjaan tersebut.

Namun, sebagai alternatif bagi masyarakat, pemerintah provinsi tetap menyediakan bus TransJakarta yang beroperasi dari Jalan Jati Baru menuju stasiun lainnya. "Bagi para pedagang atau penumpang yang perlu kendaraan umum bisa difasilitasi kendaraan lain," ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut.

Tak hanya itu, para pedagang juga harus berjualan di dalam gedung pasar. Kata Anies, kegiatan jual beli tak boleh dilakukan di trotoar yang ada di sekitar Pasar Tanah Abang karena hal ini menimbulkan risiko kerumunan.

Lebih lanjut, Anies tak menampik memang terjadi lonjakan pengunjung secara signifikan yang mendatangi pasar tersebut. "Jadi berbeda dengan hari-hari sebelumnya, Hari Sabtu terjadi lonjakan jumlah pengunjung yang sebelumnya 35 ribu menjadi 87 ribu dan hari ini, data sementara diperkirakan sekitar 100 ribu pengunjung," katanya.

"Nah, pengendalian kemudian dilakukan dengan mengerahkan sekitar 2.500 personel terdiri dari Polisi, Brimob, Sabhara. Dari TNI ada dari Kodam, TNI AL Marinir, TNI Angkatan Udara Paskhas, dan juga Satpol PP," pungkasnya.