Bagikan:

JAKARTA - Diaspora Demak di seluruh Indonesia diminta turun gunung. Ajakan itu disampaikan Ketua Umum Paguyuban Demak Bintoro Nusantara (PDBN), Fathan Subchi, saat Halalbihalal nasional bertajuk “Kita Kuatkan Keguyuban Demak Demi Nusa” di Resto Gudang Udang, Cibubur, Depok, Minggu (20/4).

“Separuh waktu kita masih ada. Maka, mari berkhidmat untuk Demak, berkontribusi bukan hanya secara individu, tapi kolektif. Jangan terjebak hal-hal yang tak penting,” tegas Fathan yang juga menjabat Anggota VI BPK RI dalam keteranganya Selasa, 21 April.

Acara PDBN 2025 ini dihadiri tokoh-tokoh senior, pengurus pusat dan daerah, serta perwakilan diaspora dari Kalimantan, Kepri, Jabar, Banten, hingga Jawa Tengah. Momen ini menjadi panggung konsolidasi lintas daerah untuk mengaktifkan kembali jejaring diaspora Demak yang selama ini bergerak sendiri-sendiri.

Fathan menegaskan bahwa PDBN bukan sekadar paguyuban kultural. Ia ingin menjadikannya platform kolaborasi strategis antara perantau dan pemerintah daerah. “Kita ingin kerja nyata, bukan basa-basi. Demak butuh energi kolektif warganya,” ujarnya.

Tausiah disampaikan oleh Dr. KH. Ali Abdillah, yang menggarisbawahi peran penting kaum diaspora. Ia menyinggung Surat At-Taubah ayat 122 sebagai dasar Qur’ani agar ada sekelompok orang yang keluar dari kampungnya untuk menuntut ilmu, lalu kembali membangun daerah asal.

“Demak dulu pusat peradaban Islam. Kesultanan Islam pertama di Nusantara. Ini bukan sejarah mati. Perlu digali lagi, dijadikan gerakan kebudayaan. Saya siap bantu mendorong program-program strategis untuk membangkitkan Demak di tingkat nasional dan internasional,” kata Ali, cucu Sunan Kalijaga.

Ali juga mencontohkan bagaimana ia mengadakan seminar internasional pada 2017 dan membawa peserta asing langsung ke Masjid Agung Demak sebagai bagian dari promosi sejarah lokal.

PDBN 2025 disebut sebagai momentum strategis membangkitkan kembali Diaspora Demak sebagai kekuatan sosial-budaya yang selama ini tersebar, namun belum terkonsolidasi kuat.