Dulu Munarman Mengaku tak Tahu Menahu Baiat di Makassar
Munarman (kanan) /ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Polri mengatakan penangkapan pengacara Rizieq Shihab Munarman terkait dengan baiat terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan. Densus 88 kemudian menciduk Munarman sekaligus menggeledah rumah di Petamburan, Jakarta.

“Jadi terkait dengan kasus baiat di UIN Jakarta, kasus baiat di Makassar dan mengikuti baiat di Medan. Jadi ada tiga hal tersebut,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa, 27 April.

Munarman ditangkap Densus 88 di rumahnya di perumahan Modern Hills Pamulang, Tangerang Selatan sekitar pukul 15.00 WIB. 

Dulu Munarman pernah menjelaskan dirinya tak tahu menahu soal baiat di Makassar. Penjelasan Munarman disampaikan lewat program Mata Najwa. 

"Saya (di Makassar) menceritakan tentang geostrategi, geopolitik global, bagaimana Amerika dengan dokumen run corporation melakukan counter terrorism berdasarkan dua dokumen, yaitu treat persistent dan kemudian in their own word,” ujar Munarman, dikutip dari kanal YouTube Mata Najwa.

Dengan alasan itu, Munarman mengklaim, kedatangannya secara sengaja dalam acara pembaiatan ISIS adalah tidak benar karena ia tidak diberi tahu tentang itu. 

“Saya tidak tahu karena saya yang diundang di Kota Makassar, karena materi saya begitu, saya ditawari, karena tiket saya besoknya baru pulang,” ujar Munarman.

“Siang mereka menawarkan, besok masih ada lagi katanya, ikutlah saya di situ, saya kira itu sama, nggak taunya ada itu, saya tidak tahu bagaimana, orang tidak tahu,” Munarman menambahkan.

Menanggapi pembelaan Munarman, Najwa Shihab kemudian menanyakan apakah Munarman pernah mengklarifikasi pada polisi terkait hal ini. Munarman yang kesal kemudian menyebut Najwa Shihab memprovokasi karena memberinya pertanyaan jebakan.

“Perbuatan saya diundang itu apa perbuatan pidana? Mengapa saya harus klarifikasi? Itu dulu!” ucap Munarman dengan nada tinggi.

“Anda minta saya dipanggil? Berarti Anda minta saya dipanggil, kan? Jangan menggiring. Ini menggiring, bukan bertanya. Dalam teori hukum, itu pertanyaan jebakan. Itu berbahaya buat opini. Jebakan itu, (Anda) provokasi,” pungkas Munarman.

Sebelumnya pada awal Februari 2021, beredar di media sosial video kesaksian seorang anggota Front Pembela Islam (FPI) sekaligus terduga teroris bernama Ahmad Aulia.

Berdasarkan video yang diunggah akun twitter @sahaL_AS, pria itu memutuskan untuk berbaiat kepada FPI bersama ratusan simpatisan lainnya.

"Saya berbaiat saat itu besama dengan seratus orang simpastian dan laskar FPI. Di markas FPI Makassar di jalan sungai limboto, Makassar," kata pria itu dikutip dari akun @sahaL_AS, Kamis, 4 Februari.

Selain itu, pada saat pria itu berbaiat dihadiri oleh mantan eks Sekertaris Umum FPI Munarman. Kemudian, pada proses baiat itu dipimpin oleh dua pemuka agama.

"Saya berbaiat dihadiri Munarman selaku pengurus FPI pusat pada saat itu. Ustad Fauzan dan Ustad Basri yang memimpin baiat pada saat itu," kata dia.