JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak tahun lalu tidak hanya menyebabkan tewasnya 3,12 juta orang tewas di dunia. Pandemi juga memukul sektor ekonomi hingga sektor pendidikan.
Ya, menjadi salah satu sektor terdampak, dunia pendidikan harus mengubah sistem pembelajaran tatap muka yang selama ini dijalani, menjadi pembelajaran jarak jauh secara daring yang banyak merepotkan siswa maupun orangtua murid.
Namun bagi Mohammad Nooruddin asal Hyderabad, India, pandemi COVID-19 justru membawa berkah. Ya, berkat pandemi COVID-19, ia justru bisa lulus ujian kelas 10 setelah 33 tahun!
Membiayai sekolahnya sendiri, Nooruddin gagal menyelesaikan ujian kelas 10 selama 33 tahun terakhir, karena satu mata pelajaran, Bahasa Inggris. Kegagalannya di mata pelajaran itu, membuatnya tidak bisa lulus selama ini.
"Saya lemah dalam Bahasa Inggris, karena tidak ada yang membantu atau memberi saya uang sekolah. Saya belajar dengan dukungan saudara laki-laki dan perempuan saya," tuturnya melansir Aninews.
Tak hanya gagal lulus, akibat hal ini Nooruddin juga kesulitan untuk melamar pekerjaan. Nasib baik berpihak padanya, ketika Noorudin diterima bekerja sebagai tenaga keamanan, tanpa perlu menunjukkan bukti-bukti nilai kelas 10 pada tahun 1989 silam.
Sejak saat itu, selama 33 tahun Nooruddin selalu berupaya untuk mengikuti ujian kelulusan, di tengah tugasnya sebagai tenaga keamanan, meski selalu gagal lulus karena pelajaran Bahasa Inggris.
Beruntung, Pemerintah Telangana, Hyderabad memutuskan seluruh siswa kelas 10 lulus, tanpa perlu menempuh ujian dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, karena parahnya pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
Ini juga berlaku bagi Nooruddin. Pasalnya, ia belum lulus dan masih tercatat sebagai pelajar sejak ia menempuh pendidikan kelas 10 pada 33 tahun lalu.
"Saya bisa melanjutkan pekerjaan sebagai tenaga keamanan sejak tahun 1989 dan memeroleh gaji 7 ribu rupee India. Sekarang saya memiliki empat anak," tuturnya.
Tak ingin berpuas hati, Nooruddin ingin melanjutkan pendidikannya hingga lulus, kemudian mengambil program pasca-sarjana.
"Pria berpendidikan dihormati di mana pun," pungkasnya.