Bagikan:

JAKARTA - Serangan Israel menewaskan enam warga Palestina di Gaza pada Rabu. Militer Israel melanjutkan pembomannya dan mengeluarkan perintah baru bagi penduduk untuk mengungsi dari zona pertempuran.

Militer Israel menyerang lokasi Hamas di Gaza utara, tempat mereka mendeteksi persiapan untuk menembaki wilayah Israel.

Israel dan Hamas saling tuduh melanggar gencatan senjata setelah 17 bulan perang yang menghancurkan daerah itu menjadi puing-puing dan memaksa sebagian besar penduduknya mengungsi beberapa kali.

Pada Rabu, 19 Maret, tentara Israel menyebarkan selebaran di daerah Beit Hanoun dan Khan Younis di Jalur Gaza utara dan selatan, memerintahkan penduduk untuk mengungsi dari rumah mereka, memperingatkan mereka berada di "zona pertempuran yang berbahaya."

"Tinggal di tempat penampungan atau tenda saat ini membahayakan nyawa Anda dan anggota keluarga Anda, segera mengungsi," demikian bunyi selebaran yang disebarkan di Beit Hanoun dilansir Reuters.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui memerintahkan serangan lantara Hamas menolak proposal untuk mengamankan perpanjangan gencatan senjata hingga April.

Hamas—yang masih menahan 59 dari sekitar 250 sandera dalam serangan lintas perbatasan pada tanggal 7 Oktober 2023—menuduh Israel membahayakan upaya para mediator untuk menegosiasikan kesepakatan permanen guna mengakhiri pertempuran.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan dirinya memberi tahu Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar situasi di Gaza "tidak dapat diterima".

"Kemarin saya juga berbicara dengan Menteri Luar Negeri Saar. Apa yang terjadi, mengapa Anda melakukan ini. Maksud saya menyampaikan pesan, bahwa ini tidak dapat diterima," katanya kepada wartawan di Brussels.