JAKARTA - Rencana palsu untuk menyerang sinagoge di Sydney, Australia, menggunakan karavan berisi bahan peledak dirancang oleh jaringan kejahatan terorganisasi untuk mengalihkan sumber daya polisi.
Pihak berwenang pada Januari menemukan bahan peledak di karavan, atau trailer, yang dapat menciptakan gelombang ledakan setinggi 40 meter (130 kaki), beserta alamat sinagoge di Sydney yang jadi target.
Namun polisi pada Senin, 10 Maret, mengatakan penemuan itu merupakan bagian dari "kerja sama kriminal”. Tidak ditemukan detonator. Polisi menyebut rencana menyerang target Yahudi hanya rekayasa.
"Kafilah itu tidak akan pernah menimbulkan korban massal, tetapi malah direkayasa oleh penjahat yang ingin menimbulkan ketakutan demi keuntungan pribadi," kata Wakil Komisaris Polisi Federal Australia untuk Keamanan Nasional Krissy Barrett dilansir Reuters.
“Para penyelidik berpengalaman meyakini bahwa kafilah itu adalah bagian dari rencana terorisme yang dibuat-buat – pada dasarnya penipuan kriminal,” sambung dia.
Polisi belum melakukan penangkapan apa pun terkait perencanaan rencana palsu itu, tetapi telah mengumumkan informasi tersebut kepada publik untuk memberikan rasa aman kepada komunitas Yahudi di Sydney, kata Dave Hudson, Wakil Komisaris Polisi New South Wales, dalam konferensi pers.
"Tujuannya adalah menimbulkan kekacauan di dalam masyarakat, menimbulkan ancaman, menimbulkan keresahan, mengalihkan sumber daya polisi dari pekerjaan sehari-hari mereka, agar mereka fokus pada hal-hal yang memungkinkan mereka untuk bangkit atau terlibat dalam kegiatan kriminal lainnya," papar Hudson.
Polisi sedang menyelidiki seorang tersangka yang terlibat dalam jaringan kejahatan terorganisasi.
Australia mengalami serangkaian serangan antisemit (anti-Yahudi) dalam beberapa bulan terakhir.
Rumah-rumah, sekolah, sinagoge, dan kendaraan menjadi sasaran vandalisme dan pembakaran, yang memancing kemarahan sekutu negara itu, Israel.