Unggah Video Lama, Moeldoko Mengenang Ketangguhan Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Kini Hilang
Moeldoko (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengenang momen-momen kala berada di KRI Nanggala-402. Kapal selam ini kini dalam pencarian setelah menghilang di perairan Bali. 

“Delapan tahun lalu, saat menjabat Panglima TNI, saya pernah bekerja bersama para kru kapal selam KRI Nanggala- 402 yang saat ini dikabarkan hilang kontak. Di atas kapal inilah, Wing Hiu Kencana dianugerahkan kepada saya,” kata Moeldoko, Kamis, 22 April.

Lewat akun Instagram dr_moeldoko, Moeldoko mengunggah video lama saat dirinya berada di atas kapal selam KRI Nanggala-402. Bagi Moeldoko, KRI Nanggala-402 sangat tangguh menjaga kedaulatan maritim Indonesia. 

“Saya menjadi saksi betapa tangguhnya kru kapal saat bekerja. Menjaga kedaulatan maritim nusantara dari berbagai ancaman,” kata dia. 

“Mengingat hal itu saya mendoakan semoga seluruh awak kapal selam Nanggala dapat melewati krisis ini,” tutur Moeldoko. 

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memastikan kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali layak digunakan meski berusia tua. Apalagi, kapal selam ini sudah mendapatkan surat kelayakan dari Dinas Kelaikan Materiel Angkatan Laut.

"Kapal selam Nanggala-402 ini dalam keadaan siap, baik personel maupun material. Personelnya lengkap, materialnya pun sudah dapat surat kelayakan Dislaikmatal," kata Yudo dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Puspen TNI, Kamis, 22 April.

Dia mengatakan, kapal ini dibuat di Jerman pada 1977 dan diterima oleh TNI AL pada 1981. Selama ini, Nanggala-402 memiliki riwayat melakukan 15 kali penembakan torpedo kepala latihan dan menembak torpedo kepala perang sebanyak dua kali.

"Jadi KRI Nanggala dalam kondisi siap tempur sehingga kita kirim, kita libatkan untuk menembakkan torpedo kepala latihan dan kepala perang," tegasnya.

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut surat kelayakan yang dikeluarkan oleh Dislaikmatal masih berlaku hingga 25 Maret 2022.

"Jadi masih layak untuk melaksanakan kegiatan operasi," tegasnya.

KRI Nanggala-402 sebelumnya meminta izin menyelam di perairan Bali pada pukul 03.00 WITA, Rabu, 21 April. Rencananya kapal selam ini akan melaksanakan penembakan untuk gladi resik pelatihan. Namun KRI Nanggala-402 yang membawa 53 orang ini kemudian hilang kontak. 

Pencarian dilakukan dengan menggunakan sonar aktif di sekitar menyelamnya KRI Nanggala-402. Tapi hasilnya nihil.  Sementara pada pukul 07.00 WITA, pencarian dilakukan lewat udara. Terlihat tumpahan minyak di lokasi KRI Nanggala-402 menyelam.

Modernisasi Alutsista

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menegaskan situasi mendesak untuk mempercepat modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Percepatan modernisasi alutsista ini terkait dengan hilangnya KRI Nanggala-402. 

“Sekarang mendesak kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi dan kami yakin, saya yakin, bahwa dalam waktu dekat kelengkapan kita bisa modernisasi untuk tiga matra, darat laut dan udara,” kata Prabowo dalam jumpa pers bersama Panglima TNI, Kamis, 22 April.

Prabowo menegaskan modernisasi alutsista menjadi prioritas. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurutnya sudah memerintahkan penyusunan master plan guna memastikan kokohnya pertahanan negara.

“(Penyusunan) rencana induk (rentang waktu) 25 tahun yang memberi kepada kita suatu totalitas kemampuan pertahanan, ini sedang kita rampungkan. Kita sedang menyusun, sedang memperbaiki, insyaallah dalam 2-3 minggu ini kita akan bersama dengan Panglima TNI dan kepala staf kita rampungkan dan akan kita sampaikan kepada bapak presiden,” katanya

Diakui Prabowo upaya meningkatkan kesejahteraan anggota TNI sulit beriringan dengan modernisasi alutsista. Tapi peremajaan alutsista didorong untuk diprioritaskan.

“Kita sedang merumuskan pengelolaan pengadaan alutsista untuk lebih tertib, lebih efisien. Tapi kita memang perlu meremajakan alutsitsa kita. Banyak alutsista kita memang karena keterpaksaan dan karean kita mengutamakan pembangunan kesejahteraan kita belum modernisasi lebih cepat,” imbuh Prabowo.