Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyebut kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Bali memiliki cadangan oksigen hingga 72 jam ke depan.

"Soal kemampuan oksigen KRI apabila kondisi blackout seperti sekarang ini, itu mampu 72 jam. Jadi kurang lebih tiga hari," kata Yudo dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Puspen TNI, Kamis, 22 April.

"Jadi kalau kemarin saat hilang kontak jam 03.00, sehingga nanti bisa sampai hari Sabtu jam 03.00 sudah 72 jam," imbuhnya.

Dia berharap, kapal selam buatan Jerman ini dapat segera ditemukan sebelum cadangan oksigen. Sehingga, berbagai upaya pencarian terus dikerahkan.

"Dan kemarin atas seiizin Panglima TNI kita distress pada negara-negara yang tergabung dalam konferensi kapal selam yang selama ini sudah terjalin dengan negara-negara yang memiliki kapal selam. Sehingga, negara-negara ini siap membantu," ungkapnya.

KSAL menyebut saat ini Singapura dan Malaysia sudah memberikan bantuan terkait pencarian KRI Nanggala-402. "Beberapa negara lainnya siap juga untuk membantu," tegas Yudo.

"Jadi ini sudah kesepakatan di dalam konferensi. Siapa pun yang mengalami kedaruratan wajib memberikan bantuan keselamatan. Semuanya untuk membantu kemanusiaan, tidak ada politik," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, KRI Nanggala diduga mengalami blackout saat menyelam statis. Sehingga, kondisi itu membuat kapal tidak terkendali dan tidak mampu melaksanakan prosedur kedaruratan. Kapal juga disinyalir telah berada di kedalaman 600-700 meter.

Kedalaman tersebut diketahui melebihi kemampuan kapal yang memiliki spesifikasi menyelam maksimal 500 meter. KRI Nanggala-402 merupakan satu dari lima kapal selam TNI AL yang tengah menjalani uji coba latihan di perairan Bali.