JAKARTA - Kanada saat ini benar-benar fokus untuk memastikan Amerika Serikat tidak melanjutkan ancaman penerapan tarif terhadap impor negaranya.
"Jika ada tarif yang diberlakukan di Kanada, tanggapan kami akan segera dan kuat, namun kami tidak menginginkan hal itu. Kami akan melakukan upaya untuk memastikan tarif tersebut tidak diberlakukan," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dilansir Reuters, Rabu, 19 Februari.
Trudeau beberapa waktu lalu mengatakan negaranya akan mencermati dampak negatif tarif baja dan aluminium Amerika Serikat. Jika diperlukan, Kanada akan merespon tarif kebijakan Presiden AS Donald Trump dengan tegas.
“Kanada akan mengambil tindakan tegas jika diperlukan,” kata Trudeau di sela-sela KTT kecerdasan buatan di Paris dilansir Reuters, Selasa, 11 Februari.
Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium pada hari Senin menjadi 25 persen tanpa pengecualian, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali sektor yang lesu namun berisiko menimbulkan perang dagang yang lebih luas.
Trudeau menyebut tarif tersebut sebagai hal yang tidak dapat diterima.
Sementara Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berjanji akan melakukan "tindakan balasan yang tegas dan proporsional" sebagai respons terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif pada semua impor baja dan aluminium. Tarif terbaru kebijakan Trump meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang.
BACA JUGA:
Trump menandatangani keputusan menaikkan tarif seluruh impor baja dan aluminium menjadi 25 persen tanpa pengecualian. Pejabat Gedung Putih mengatakan tindakan tersebut akan mulai berlaku pada 4 Maret.
Von der Leyen mengatakan pihaknya sangat menyesali keputusan AS. Dia menyebut tarif adalah pajak yang buruk bagi bisnis dan lebih buruk bagi konsumen.
Ekspor baja UE ke AS rata-rata mencapai 3 miliar euro (3,10 miliar dollar AS) per tahun selama dekade terakhir.
“Tarif yang tidak adil terhadap UE tidak akan dibiarkan begitu saja – hal ini akan memicu tindakan balasan yang tegas dan proporsional. UE akan bertindak untuk melindungi kepentingannya,” katanya dilansir Reuters, Selasa, 11 Februari.