JAKARTA - Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Hari Selasa dikenakan dakwaan terkait memimpin rencana untuk menggulingkan pemerintah dan merusak demokrasi negara setelah kekalahannya dalam pemilihan umum tahun 2022, mempersulit peluangnya yang sempit untuk bangkit kembali di dunia politik.
Dakwaan tersebut muncul setelah penyelidikan polisi selama dua tahun terhadap gerakan penolakan Pemilu yang berpuncak pada kerusuhan oleh para pendukung Bolsonaro di ibu kota pada awal tahun 2023, seminggu setelah Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menjabat.
Jaksa Agung Paulo Gonet mendakwa tokoh sayap kanan ekstrem itu dan Jenderal Walter Braga Netto, dengan tuduhan memimpin "organisasi kriminal" yang ingin menciptakan tatanan baru di negara itu, termasuk rencana untuk meracuni Presiden Lula, melansir Reuters 19 Februari.
Total ada 34 orang yang didakwa dalam rencana tersebut, termasuk beberapa pejabat militer, seperti mantan penasihat keamanan nasional Bolsonaro, pensiunan Jenderal Augusto Heleno hingga mantan Panglima Angkatan Laut Almir Garnier Santos, menurut dakwaan tersebut.
"Tanggung jawab atas tindakan yang merugikan tatanan demokrasi dibebankan kepada organisasi kriminal yang dipimpin oleh Jair Messias Bolsonaro, yang didasarkan pada proyek kekuasaan yang otoriter," tambahnya.
Pengacara yang mewakili Bolsonaro mengatakan dalam pernyataan pada Hari Selasa, kliennya tidak pernah mendukung gerakan apa pun yang bertujuan untuk membongkar aturan hukum demokrasi Brasil atau lembaga yang menegakkannya.
Sementara itu, para analis menilai kecil kemungkinan Bolsonaro akan ditangkap sebelum persidangannya, kecuali Hakim Agung Alexandre de Moraes, yang mengawasi kasus tersebut, menganggapnya berisiko melarikan diri.

Jaksa penuntut mengatakan, rencana yang dipimpin Bolsonaro tersebut mencakup rencana untuk meracuni Presiden Lula, seorang mantan pemimpin serikat pekerja yang sebelumnya menjabat sebagai presiden selama dua periode.
Lula mengalahkan calon sayap kanan itu dalam pemilihan presiden akhir tahun 2022.
"Mereka berupaya menguasai penuh tiga cabang pemerintahan; mereka menjabarkan kantor pusat yang akan berfungsi untuk mengatur tatanan baru yang ingin mereka dirikan," dokumen dakwaan itu mencatat, merujuk pada mereka yang diduga mendorong rencana kudeta.
Dakwaan terhadap Bolsonaro muncul hanya beberapa bulan setelah polisi federal Brasil menyelesaikan penyelidikan selama dua tahun atas perannya dalam gerakan penolakan pemilu yang berpuncak pada kerusuhan oleh para pendukungnya yang melanda ibu kota, Brasilia, pada awal tahun 2023, seminggu setelah Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menjabat.
Saat itu, banyak pengunjuk rasa mengakui mereka ingin menciptakan kekacauan untuk membenarkan kudeta militer yang mereka anggap akan segera terjadi.
Akhir tahun lalu, polisi menangkap lima orang yang diduga sebagai konspirator yang diduga berencana membunuh Lula yang berhaluan kiri sebelum ia menjabat.
Bolsonaro yang merupakan mantan kapten angkatan darat, telah berulang kali membantah melanggar hukum apa pun, menyebut tuduhan terhadapnya sebagai perburuan oleh lawan-lawan politiknya.
Dakwaan pada Selasa itu menandai pertama kalinya Bolsonaro didakwa melakukan kejahatan, meskipun ia telah menghadapi beberapa tantangan hukum atas perilakunya sebagai presiden sejak ia kalah dalam pemilihan ulang.
Dua keputusan sebelumnya oleh Pengadilan Pemilihan Umum Federal Brasil telah memblokirnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden hingga tahun 2030.

Pengacara Bolsonaro memiliki waktu dua minggu untuk menanggapi tuduhan tersebut, sebelum Mahkamah Agung memutuskan apakah akan menerima tuduhan tersebut dan berpotensi mengadakan persidangan dramatis yang disiarkan di televisi.
Jika terbukti bersalah, Bolsonaro menghadapi setidaknya belasan tahun penjara.
"Ada kemungkinan 99 persen bahwa Mahkamah Agung akan menerima tuduhan tersebut," kata Vera Chemim, seorang pengacara konstitusi di Sao Paulo.
"Namun untuk menghukum Bolsonaro, Mahkamah Agung memerlukan bukti yang kuat," tandasnya.
Terpisah, mantan calon wakil presiden Bolsonaro, Jenderal Braga Netto, ditangkap dua bulan lalu setelah polisi menuduhnya mencampuri penyelidikan.
Dalam sebuah pernyataan Selasa malam, pengacaranya menyebut tuduhan tersebut sebagai "fantasi" yang tidak akan menghapus "sejarahnya yang tak ternoda" selama empat dekade pengabdiannya di Angkatan Darat Brasil.
Putusan Mahkamah Agung dapat menandai hambatan yang tidak dapat diatasi bagi harapan Bolsonaro untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2026, dalam pertandingan ulang yang potensial melawan Lula.
BACA JUGA:
Sebuah undang-undang tahun 2010 yang disahkan sendiri oleh Bolsonaro ketika dia menjadi anggota Kongres melarang siapa pun yang dihukum oleh pengadilan banding untuk mencalonkan diri untuk jabatan.
Dua sumber yang dekat dengan Bolsonaro mengatakan, mantan presiden itu tidak memiliki banyak harapan bahwa pengadilan akan memutuskan sesuai keinginannya.
Sebaliknya, sekutunya berharap untuk memobilisasi dukungan politik guna meningkatkan tekanan pada pengadilan dan anggota parlemen untuk membuka jalan bagi upaya pemulihan.