JAKARTA - Kanselir Jerman Olaf Scholz menilai "skandal" terkait rencana Presiden AS, Donald Trump mengambil alih Gaza dan memindahkan warga Palestina dari kawasan itu.
Trump kekeuh memindahkan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara lain dan membangunnya menjadi kawasan baru bernama 'Riviera Timur Tengah'
"Sebuah skandal. Selain itu, pernyataan yang sangat buruk, mengingat tingkat kerusakan yang sekarang terlihat di sana,” kata Scholz, dikutip dari AFP, Senin 10 Februari.
Scholz mengatakan hal itu dalam debat pra pemilu Jerman yang disiarkan televisi publik ARD dan ZDF. Dia menegaskan, pemindahan penduduk dari Gaza tidak dapat diterima dan melanggar hukum internasional.
BACA JUGA:
Lawan Scholz dalam pemilu Jerman ini, Friedrich Merz sependapat. Namun, dalam debat itu, Merz menilai adanya retorika lain terkait rencana Trump ini.
“Namun, satu dari serangkaian usulan yang datang dari pemerintah Amerika tentu saja membingungkan, tetapi kita harus menunggu dan melihat apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan serius dan bagaimana hal itu dilaksanakan — mungkin ada banyak retorika dalam hal ini,” kata Merz.
Scholz kemudian melanjutkan dengan mengumbar janji jika terpilih akan memastikan Uni Eropa tetap terus bersatu. Termasuk, kata dia, Jerman akan menggunakan strategi diplomatif menanggapi Terusan Panama dan Greenland yang ingin dicaplok Trump.
Ia juga menekankan pada pentingnya persatuan Eropa dengan mengajak negara-negara Eropa mengerjakan proposal untuk meningkatkan kehadiran NATO di Greenland.