JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakhiri perang dengan cepat di Ukraina tidak hanya sekadar menghentikan perang, tetapi juga memastikan Rusia tidak akan melakukan agresi lagi.
Presiden Zelensky mengatakan Ukraina tidak ingin mengulangi pengalaman perjanjian damai dan pembicaraan yang gagal membuahkan hasil pada tahun-tahun menjelang invasi skala penuh Moskow pada Februari 2022. Dan itu, katanya, berarti memberlakukan jaminan keamanan.
"Konflik yang membeku akan menyebabkan lebih banyak agresi lagi dan lagi. Lalu siapa yang akan memenangkan hadiah dan tercatat dalam sejarah sebagai pemenang? Tidak seorang pun. Ini akan menjadi kekalahan mutlak bagi semua orang, baik bagi kami, sebagaimana pentingnya, dan bagi Trump," kata Presiden Zelensky kepada ITV Inggris, melansir Reuters 10 Februari.
"Ia tidak hanya perlu mengakhiri perang. Ia perlu bertindak agar (Pemimpin Rusia Vladimir) Putin tidak memiliki kesempatan untuk berperang lagi dengan kita. Ini adalah hal utama dan semua orang harus mengakuinya. Itu akan menjadi kemenangan," kata Presiden Zelensky.
Dalam kesempatan tersebut Pemimpin Ukraina itu mengulangi kesediaannya untuk mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk mengakhiri, perang asalkan sekutu Barat Ukraina - Amerika Serikat dan Uni Eropa - terlibat.
"Jika saya memiliki pemahaman Amerika dan Eropa tidak akan meninggalkan kita dan mereka akan mendukung kita dan memberikan jaminan keamanan, saya akan siap untuk format pembicaraan apa pun," jelasnya.
"Jika ada jaminan keamanan, kita dapat berbicara tentang berakhirnya 'fase panas' perang. Anda harus memahami kita perlu tahu bagaimana perang ini akan berakhir. Bahwa kita semua berada di pihak yang sama dengan Amerika dan Eropa," tandasnya.
Presiden Ukraina mengatakan, Presiden Putin tidak ingin mengakhiri perang dan "tidak mungkin mendekatinya dengan setengah-setengah."
"Kami butuh jaminan keamanan, pengertian sehingga apa pun yang diinginkannya atau jika siapa pun yang datang setelahnya ingin membunuh warga Ukraina atau merebut tanah kami mereka akan mendapat respons seperti itu," tandasnya.
Presiden Zelensky dalam kesempatan tersebut juga mengulangi pernyataannya mengesampingkan penyelenggaraan Pemilu di Ukraina hingga perang berakhir, karena hal itu akan membahayakan negara dengan menghapus ketentuan utama darurat militer.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Presiden Putin mengatakan Presiden Zelensky tidak memiliki legitimasi dalam pembicaraan apa pun karena ia tetap menjabat setelah masa jabatannya berakhir.
"Kami harus menangguhkan darurat militer dan jika kami menangguhkan darurat militer, kami kehilangan tentara," jelasnya.
"Dan, pada prinsipnya, Rusia akan senang. Ini masalah kemampuan militer, moral, dan hal serupa yang akan hilang," tandasnya.