JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut terjadi kenaikan kasus baru dan angka kematian COVID-19 mingguan yang cukup tajam.
Pada minggu ini, kasus positif meningkat 14,1 persen. Padahal, pekan lalu angka kasus COVID-19 telah turun 14 persen.
"Sangat disayangkan, setelah mengalami penurunan pada minggu lalu, di minggu ini penambahan kasus positif dan kematian kembali meningkat," kata Wiku dalam tayangan Youtube BNPB Indonesia, Selasa, 20 April.
Kenaikan kasus ini dikontribusikan sebagian besar dari Pulau Jawa, yaitu 3 dari lima provinsi dengan penambahan terbesar.
Kenaikan tertinggi berasal dari Jawa Barat yang pada minggu ini naik 2.276 kasus dari akumulasi kasus minggu lalu. Disusul Jawa Tengah naik 1.203 kasus, Riau naik 346, DKI Jakarta naik 346, dan Nusa Tenggara Timur naik 266.
Selanjutnya angka kematian naik 4,2 persen. Wilayah yang berkontribusi terbesar oleh DKI Jakarta naik 30 kematian, disusul Riau 21 kematian, Kalimantan Tengah naik 12 kematian, Banten naik 8 kematian, dan DI Yogyakarta naik 8 kematian.
"Penambahan kasus positif dan kematian ini terjadi bisa karena dampak dari libur Paskah pada 4 april lalu dan menurunnya kepatuhan protokol kesehatan yang mungkin terjadi karena euforia vaksinasi," tutur Wiku.
BACA JUGA:
Dia kembali menegaskan, menurunnya kepatuhan protokol kesehatan perlu diantisipasi dengan edukasi kepada masyarakat bahwa vaksinasi tidak mengeliminasi kemungkinan seseorang terpapar COVID-19.
Vaksinasi, kata Wiku, hanya mengurangi risiko dan keparahan yang ditimbulkan dari virus tersebut. "Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan meskipun sudah divaksinasi," jelasnya.
Wiku menuturkan, perkembangan ke arah yang kurang baik ini perlu segera dimitigasi agar tidak berkelanjutan di minggu-minggu berikutnya. Terlebih, saat ini Pulau Jawa kembali mendominasi di lima besar kontributor penambahan kasus positif dan kematian di minggu ini.