Bagikan:

JAKARTA - Rusia menolak gagasan negara-negara NATO mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina jika terjadi gencatan senjata. Rusia mengatakan tindakan seperti itu akan menyebabkan eskalasi yang tidak terkendali.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan gagasan tersebut sama sekali tidak dapat diterima negaranya.

Dilansir Reuters, Kamis, 23 Januari, dalam konferensi pers, Maria merujuk pada pernyataan terbaru Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius tentang kemungkinan negara mereka mengirmkan pasukan ke pasukan penjaga perdamaian di Ukraina.

Pistorius mengatakan dalam wawancara surat kabar pada tanggal 18 Januari, Jerman sebagai mitra NATO terbesar di Erop mempunyai peran dan masalah ini akan dibahas pada waktunya.

Sementara Starmer mengatakan pada 16 Januari, Inggris telah mendiskusikan gagasan pasukan penjaga perdamaian dengan sekutu lainnya.

“Kami akan memainkan peran penuh kami,” kata PM Inggris.

Rusia mengatakan pihaknya terbuka untuk berdialog dengan Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan ia bermaksud mengakhiri perang dengan cepat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang ingin bertemu dengan Trump, mengatakan setidaknya 200.000 pasukan penjaga perdamaian Eropa akan dibutuhkan untuk mencegah serangan baru Rusia setelah adanya perjanjian gencatan senjata.