JAKARTa - Presiden Joko Widodo sepertinya tengah menggodok perombakan menteri di Kabinet Kerja. Bahkan bukan hanya soal penggabungan Kemendikbud dan Ristek serta Kementerian Investasi, Jokowi pun diprediksi bakal mengakomodir PAN yang sudah bergabung dalam pemerintahan.
"Saya lihat reshuffle pasti akan ada sirkulasi elite, di mana satu berubah akan menyebabkan perubahan lain. Ada peluang juga masuknya PAN ke kabinet setelah Zulkifli Hasan bisa memenangi pertarungan dari kubu Amien Rais," ujar Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto kepada VOI, ditulis Sabtu, 17 April.
Menurutnya, otak-atik Reshuffle Jilid II pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin bisa merubah 4 hingga 5 pos kementerian. Pertama, jelas Kementerian Riset dan Teknologi yang dipimpin Bambang Brodjonegoro. Kedua, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dinakhodai Nadiem Makarim.
"Karena ada dua posisi yang berubah sudah otomatis mengubah SOTK (Sistem Organisasi Tata Kerja) dari dia menjadi satu kementerian," jelas Gun Gun.
BACA JUGA:
Ketiga, Kementerian Investasi sebagai kementerian baru. Keempat, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang dikepalai Bahlil Lahadalia.
"Nah ini BKPM masih ada atau terintegrasi Kementerian Investasi? Kelima, itu sirkulasi di pos yang akan dialokasikan kepada politik akomodasi baru, seperti masuknya PAN. Saya tidak tahu di kementerian mana," lanjutnya.
Jika mengacu pada periode sebelumnya, sambung Gun Gun, PAN mendapat jatah Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB). Di mana hari ini menterinya adalah dari PDIP, yakni Tjahjo Kumolo.
"Nah apakah nanti akan terjadi kocok ulang di beberapa kementerian? Saya lihat KemenPAN RB bukan kementerian dengan budget besar. Sebelumnya juga dikasih ke PAN karena dia dianggap tidak terlalu besar sesuai komposisinya," kata Gun Gun.
"Saya lihat skema kocok ulang otomatis berpeluang besar di beberapa pos kementerian kalau mengakomodir PAN, belum tentu juga di KemenPAN RB, tetapi menurut saya ada 1 sampai 2 nama yang terpental dari kabinet. Kalau mengakomodasi PAN paling rawan ya kelompok independen non partai," tambahnya.