JAKARTA – Pengamat politik Unair, Airlangga Pribadi Kusman menilai pidato Megawati Soekarnoputri di HUT PDIP yang sarat puja-puji terhadap Prabowo Subianto merupakan upaya rekonsiliasi yang bisa berujung pada hilangnya pengaruh Jokowi di pemerintahan.
“Lebih merupakan penegasan hubungan baik antara mereka berdua seperti selama ini disampaikan elite-elite PDIP bila hubungan dengan Prabowo dan Gerindra tidak pernah ada masalah,” ujarnya, Minggu 12 Januari 2025.
Menurutnya, melalui pernyataan itu Megawati tengah membuka pintu komunikasi untuk menjalin kerja sama politik dengan Prabowo dan parpol koalisi pendukung pemerintahan. Terlebih, Megawati dan Prabowo disebut-sebut sudah menjadwalkan pertemuan bahkan sebelum pelantikan presiden 20 Oktober lalu.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa hubungan baik antara Megawati dan Prabowo akan berdampak pada berkurangnya bahkan hilangnya pengaruh Jokowi di lingkaran kekuasaan. Bukan tidak mungkin, terjadi kocok ulang koalisi yang berujung pada peminggiran pengaruh politik Jokowi.
“Tentu konsekuensinya adalah, di tengah desakan publik yang kuat untuk menghentikan pengaruh Jokowi pada orbit kekuasaan, proses ini akan mengocok ulang pola aliansi yang lebih memberi peran yang kuat kepada Megawati dalam bargaining position dengan Prabowo,” terangnya.
Seperti diketahuui, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri membantah isu adanya konflik atau bermusuhan dengan Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto yang juga merupakan Ketua Umum Partai Gerindra.
“Media mikir, 'Saya sama Pak Prabowo musuhan apa enggak?' Enggak, kok. Tetapi, saya bilang (ke Prabowo), 'Mas, kita kan boleh dong, saya ketum, kamu ketum. Kalau kamu dibegitukan, melihat anak buah kamu dibegitukan, apa rasanya?' Sebagai ketum, pasti perasaan kita sama,” ungkap Megawati dalam pidatonya di peringatan HUT PDIP ke-52, Jumat 10 Januari 2025.