JAKARTA – Pengamat politik Ray Rangkuti menilai PDI Perjuangan tetap mengambil posisi berada di luar pemerintahan atau beroposisi meski Megawati Soekarnoputri bertemu Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Saya tidak yakin Ibu Mega akan mengambil posisi bergabung dengan Pak Prabowo,” ungkapnya, Minggu 6 Oktober 2024.
Menurut dia, pertemuan antara Megawati dan Prabowo hanya sebatas upaya rekonsiliasi saja, dan dalam rekonsiliasi tidak harus bersepakat untuk bersama-sama di pemerintahan. “Rekonsiliasi bisa saja jalan, tetapi kita bersepakat bahwa tujuan kita masa depan, anda di dalam saya di luar. Itu juga bagian dari rekonsiliasi,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Ray mengatakan, rekam jejak Megawati sebagai Ketua Umum PDIP menunjukkan figur yang memiliki kemampuan dalam menjaga atau kuat mempertahankan pilihan politiknya. Selain itu, bila pertemuan tersebut hanya membahas tawar menawar kekuasaan semata, seharusnya langkah itu sudah diambil Megawati ketika muncul wacana masa jabatan Presiden menjadi tiga periode.
Namun faktanya, hanya Megawati saja sebagai elite politik yang tetap menjalankan atau berada pada jalur konstitusional yang ada. Keputusan inilah yang membuat Megawati dan PDIP berbeda jalan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Masak Ibu Mega yang begitu hebat menjaga dan mempertahankan prinsip konstitusionalitasnya kok cuma dapat 3-4 kursi menteri lalu goyah. Bagi saya, ini nggak masuk akal,” tutup Ray Rangkuti.