JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memuji pengembangan program rudal negara itu sebagai pencegah perang nuklir, saat mengawasi uji coba rudal balistik hipersonik jarak menengah (IRBM) baru pada Hari Senin, lapor media pemerintah KCNA.
Pemimpin Kim memuji rudal itu sebagai senjata yang ampuh untuk mengatasi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh pasukan musuh dan lingkungan keamanan regional yang berubah.
"Pengembangan rudal hipersonik tipe baru terutama ditujukan untuk terus menempatkan pencegah perang nuklir negara itu pada basis yang maju dengan menjadikan sarana untuk mengubah situasi perang, sistem persenjataan yang tidak dapat ditanggapi oleh siapa pun, sebagai kunci pencegahan strategis," katanya, melansir Reuters dari KCNA 7 Januari.
Sebelumnya, militer Korea Selatan mengatakan pada Hari Senin, sebuah IRBM yang diduga telah menempuh jarak lebih dari 1.100 kilometer (690 mil) ke arah timur sebelum jatuh ke laut.
Rudal itu ditembakkan di pinggiran Pyongyang dan terbang sekitar 1.500 km (932 mil) dengan kecepatan 12 kali kecepatan suara dan mencapai ketinggian maksimum hampir 100 km sebelum mendarat dengan akurat di sebuah target di lepas pantai timur, kata KCNA Hari Selasa.
Material komposit serat karbon baru digunakan dalam mesin rudal, sehingga rudal itu dapat "secara efektif menembus penghalang pertahanan yang rapat dan memberikan pukulan militer yang serius pada lawan," lapornya.
Peluncuran kemarin menjadi yang pertama sejak 5 November, bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Korea Selatan.
Uji coba tersebut juga terjadi kurang dari dua minggu sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat. Sebelumnya, Trump pada periode pemerintahan pertamanya mengadakan pertemuan dengan Pemimpin Kim, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
BACA JUGA:
Diketahui, Pyongyang telah mengembangkan IRBM hipersonik berbahan bakar padat baru, di tengah persaingan yang semakin ketat untuk mendapatkan roket jarak jauh generasi berikutnya yang sulit dilacak dan dicegat.
Uji coba tahun lalu menampilkan desain berbahan bakar padat baru dan membawa apa yang disebut Pyongyang sebagai kendaraan luncur hipersonik, hulu ledak yang dirancang untuk dapat bermanuver dan menghindari pertahanan rudal.