Bagikan:

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup (LH)/ Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq meminta jajarannya untuk mengupayakan peningkatan indeks kualitas air di Sungai Cipinang di Jakarta dalam enam bulan ke depan.

Menteri LH/Kepala BPLH Hanif menyebut indeks kualitas air di beberapa sungai masih belum berada di tingkat yang diharapkan dengan sungai yang memenuhi mutu air kelas 2, atau yang dapat digunakan untuk sarana rekreasi air, pembudayaan ikan dan peternakan, jumlahnya masih di bawah 50 persen.

Dia mengatakan KLH/BPLH perlu segera menetapkan rencana perlindungan dan pengelolaan mutu air sungai (RPPMA) terutama pada sungai-sungai prioritas di berbagai penjuru Indonesia. Terwujudnya RPPMA sendiri memerlukan kerja sama dan kolaborasi untuk menyusun dan implementasinya.

Sebagai implementasi nyata dapat dimulai dengan peningkatan indeks kualitas air (IKA) dan mutu air di Sungai Cipinang yang berada dekat dengan Kantor KLH di Jakarta. Dia menyebut pemulihan Cipinang dapat menjadi bukti konkret dari upaya pemulihan mutu air yang dilakukan oleh pemerintah.

"Kita mintakan kepada pejabat yang kita lantik pada siang hari ini atau pagi hari ini, mampu menyelesaikan dulu Cipinang ini dalam waktu kurang dari 6 bulan," tuturnya dilansir ANTARA, Senin, 6 Januari.

Dia mengingatkan buruknya kualitas air di daerah aliran sungai (DAS) prioritas menyebabkan masifnya eksploitasi air tanah, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan muka tanah seperti di Pulau Jawa yang mengalami penurunan 10 cm per tahun.

Secara khusus hal itu juga terjadi di Jakarta, yang mengalami penurunan 20-30 cm per tahun dan memiliki potensi tenggelam dalam beberapa periode ke depan.

"Kita benar-benar harus mengembalikan peradaban sungai kita yang sudah lama kita tinggalkan, kita telah menjadikan sungai kita sebagai belakang rumah kita, sebagai tempat pembuangan sampah kita. Sementara di sisi lain kita dengan asik masuk kemudian mengeksploitasi air tanah dengan sebesar-besarnya," kata Hanif Faisol Nurofiq.