Bagikan:

JAKARTA – Aksi penggerebekan kelompok LGBT di Bunker Bar, Grand ITC Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, bukan reaksi sesaat para warga. Sejak pertengahan Desember 2024, warga sekitar Grand ITC Permata Hijau sudah curiga ada yang tidak beres. Beberapa upaya sudah dilakukan untuk membubarkan kelompok ini. Artinya, warga sudah berkali-kali menggerebek New LA Bunker.

Muhammad Ihsan (29), salah satu saksi penggerebekan menjelaskan dari awal bagaimana kelompok LGBT di Grand ITC Permata Hijau, bisa terbongkar.

Pria yang bekerja sebagai PPSU di Jakarta Selatan itu sedang bekerja menyapu jalan, Sabtu, 21 Desember 2024. Kemudian Ihsan melihat sekelompok laki-laki bergaya wanita sedang berkumpul di sebuah kedai kopi tak jauh dari Grand ITC Permata Hijau.

Kelompok pria gemulai itu terlihat heboh lantaran temannya baru saja menabrak seorang pengendara motor. Hal itu yang membuat Ihsan penasaran untuk mendekat dan mengetahui apa yang terjadi.

Ihsan tidak fokus dengan kecelakaan yang baru saja terjadi. Tapi, dia heran dan merasa aneh dengan kelompok pria tersebut, karena dari pakaian dan tingkah lakunya seperti wanita.

Ihsan pun mencoba bertahan diantara kelompok pria itu, untuk mengetahui informasi perkumpulan mereka.

Merasa ada yang aneh dan perlu ditindak, maka Ihsan melaporkan apa yang ia saksikan ke karang taruna Grogol Utara. Respon baik diterima warga sekitar, yang memang sensitif terhadap isu LGBT.

Pemuda Karang Taruna setempat memutuskan untuk mencari tahu kebenaran aktivitas kelompok tersebut dengan turun langsung ke lokasi, dan masuk ke dalam Bunker Bar.

“Iya sempat ada yang mantau (monitor),” kata Ihsan kepada VOI, Senin, 6 Januari.

Yakin dengan penelusurannya, warga pun bersama Bhabinkamtibmas mengerebek Bunker Bar pada Rabu, 25 Desember 2024. Tapi sayangnya, pada saat itu bar terlihat kosong. Warga curiga operasi itu bocor.

“Mungkin dari mereka dapat info-info bocoran itu, jadi tidak ada di situ. (Para pelaku LGBT itu tidak ada saat digerebek),” ujarnya.

Tak henti disitu, warga kembali melakukan penggerebekan yang kedua kali pada Selasa 31 Desember 2024 dan 1 Januari 2025, dini hari.

Hasilnya, warga menemukan puluhan remaja laki-laki berpakaian modis, seperti wanita dengan gaya gemulai. Persis dugaan warga, bar itu menampung kaum LGBT.

Warga yang merasa geram akhirnya membubarkan aktivitas di dalam bar tersebut. Para kelompok pria seperti wanita diminta pulang dan meninggalkan lokasi.

“Mereka kita suruh pulang,” ucapnya.

Kabar itu pun ramai di public lantaran video penggerebekan beredar di media sosial. Bahkan Lurah Grogol Utara Muhammad Rasyid Darwis mengatakan, sekarang ini Bunker Bar telah resmi ditutup permanen