JAKARTA - Ukraina, produsen dan pengekspor biji-bijian dan minyak sayur global, siap memasok makanan ke Suriah setelah jatuhnya Bashar al-Assad.
Sumber-sumber Rusia dan Suriah sebelumnya mengatakan pasokan gandum Rusia ke Suriah telah ditangguhkan karena ketidakpastian mengenai pemerintahan baru dan penundaan pembayaran.
Suriah mengimpor makanan dari Rusia selama era Assad dan tidak jelas bagaimana hubungan antara Damaskus dan Moskow akan terbentuk di bawah pemerintahan baru.
"Jika keadaannya sulit, kami harus ada di sana dengan makanan kami. Kami terbuka untuk memasok makanan kami dan jika Suriah membutuhkan makanan - maka kami ada di sana," kata Menteri Pertanian Ukraina Vitaliy Koval kepada Reuters pada Jumat, 13 desember.
Ekspor Ukraina terpukul oleh invasi Rusia pada Februari 2022, yang sangat mengurangi pengiriman melalui Laut Hitam. Ukraina sejak itu secara de facto telah melanggar blokade laut dan menghidupkan kembali ekspor dari pelabuhan selatannya, Odessa.
BACA JUGA:
Kyiv mengekspor gandum dan jagung ke negara-negara Timur Tengah, namun tidak ke Suriah.
Para pedagang mengatakan hanya sekitar 6.000 metrik ton jagung Ukraina yang mencapai pasar Suriah pada musim 2023/24, dari total volume ekspor jagung sebesar 29,4 juta ton.
Namun, sejumlah kecil biji-bijian asal Ukraina mungkin telah mencapai Suriah dari negara-negara tetangga, namun tidak tercakup dalam statistik tersebut, kata para analis.
Sejak jatuhnya Assad, sekutu dekat Rusia, Kiev telah menyuarakan keinginannya untuk memulihkan hubungan dengan Suriah.
Menteri Luar Negeri Andriy Sybiha mengatakan Kyiv siap membuka jalan bagi pemulihan hubungan di masa depan dan menegaskan kembali dukungan kami terhadap rakyat Suriah.