Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan pengusutan dugaan rasuah pasti sesuai prosedur. Begitu juga dengan kasus suap proses pergantian antar waktu (PAW) yang menjerat eks calon legislatif (caleg) PDI Perjuangan (PDIP) Harun Masiku.

Hal ini disampaikan Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika saat disinggung pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang siap datang ke komisi antirasuah jika Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Harun Masiku.

Nama Hasto seringkali dikaitkan dengan Harun yang sudah buron sejak 2020.

“Penyidik akan melaksanakan kegiatan secara prosedural sesuai dengan aturan hukum yang ada. Siapapun yang memang ditemukan padanya alat bukti yang cukup untuk dapat dilakukan proses penyidikan tentunya akan ditindaklanjuti oleh KPK,” kata Tessa kepada wartawan, Jumat, 13 Desember.

Tessa bilang komisi antirasuah tidak bisa mengada-ada dalam memproses sebuah perkara. Sebab, ada Dewan Pengawas KPK yang sekarang siap memelototi proses hukum berjalan.

“Semua tindakan yang dilakukan oleh KPK khususnya penindakan akan dilaksanakan sesuai aturan hukum,” tegasnya.

Megawati Soekarnoputri siap datang ke KPK jika Hasto ditangkap. Sikap itu diambil lantaran Megawati merasa bertanggung jawab atas nasib anak buahnya.

Hal itu disampaikan Megawati dalam peluncuran buku 'Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis’ karya Todung Mulya Lubis di Jakarta, Kamis, 12 Desember.

“Saya bilang, kalau Hasto itu ditangkap saya datang. Saya enggak bohong. Kenapa? Saya ketua umum, bertanggung jawab kepada warga saya, dia adalah sekjen saya,” ujarnya saat itu.  

Presiden ke-5 RI itu juga kembali menyinggung Rosa Purbo Bekti, penyidik KPK yang menangani kasus Harun Masiku. Rosa dianggap pribadi penakut karena sering memakai topi dan masker.

"Lalu saya bilang, siapa itu Rossa? Katanya ininya KPK, tapi masa pakai masker, pakai apa namanya topi sing ada depannya iku. Iya toh? Berarti dia sendiri kan takut karena dia menjalani hal yang enggak benar.”