JAKARTA - Israel mengatakan kehadiran pasukannya di zona penyangga Suriah hanya sementara, langkah yang dibenarkan Amerika Serikat untuk mengisi kekosongan seiring dengan perkembangan yang terjadi usai jatuhnya Presiden Bashar al-Assad.
Israel memberi tahu Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, mereka telah mengambil "tindakan terbatas dan sementara" di zona demiliterisasi yang berbatasan dengan Suriah untuk melawan segala ancaman, khususnya terhadap penduduk di sisi Israel di Dataran Tinggi Golan.
"Namun, penting untuk ditegaskan bahwa Israel tidak melakukan intervensi dalam konflik yang sedang berlangsung antara kelompok bersenjata Suriah; tindakan kami semata-mata difokuskan pada menjaga keamanan kami," tulis Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon dalam suratnya kepada dewan yang beranggotakan 15 negara, dikutip dari The Times of Israel.
Ditambahkannya, Israel tetap berkomitmen pada kerangka Perjanjian Pemisahan Pasukan tahun 1974, meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pakta ini telah "runtuh."
Terpisah, Amerika Serikat membela kehadiran pasukan Israel di Dataran Tinggi Golan, menekankan mereka memperkirakan tindakan tersebut hanya sementara, seperti yang dikatakan Israel.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menjelaskan dalam jumpa pers, tentara Suriah meninggalkan posisi di wilayahnya di Dataran Tinggi Golan, di tengah runtuhnya rezim Presiden Assad selama akhir pekan, mencatat hal ini menciptakan kekosongan potensial yang dapat diisi oleh organisasi teror yang mengancam Israel.
Membenarkan tindakan oleh IDF, ia mengatakan negara mana pun akan khawatir dan ingin mengambil tindakan untuk mencegah kekosongan tersebut terjadi. Namun, ia menyoroti klaim publik Israel, pengambilalihan wilayah Suriah di Dataran Tinggi Golan bersifat sementara.
Miller mengatakan AS akan memantau keberadaan Israel dan berbicara dengan mitra Israel untuk memastikan pengambilalihan oleh IDF tidak menjadi permanen.
Diberitakan sebelumnya, Israel Defense Forces merilis rekaman baru yang memperlihatkan Brigade Pasukan Terjun Payung dikerahkan ke zona penyangga di perbatasan antara Israel dan Suriah.
Divisi Regional "Bashan" ke-210 IDF, yang bertugas di wilayah Dataran Tinggi Golan, mulai mengerahkan pasukan ke zona penyangga di dalam wilayah Suriah, termasuk di atas sisi Suriah Gunung Hermon.
IDF, menekankan pengerahan pasukannya ke zona penyangga adalah tindakan defensif dan sementara di tengah kekacauan di negara itu setelah jatuhnya rezim Assad, tetapi mungkin akan tetap di sana untuk waktu yang lama tergantung pada perkembangannya.
Menanggapi itu, juru bicara Sekretaris Jenderal PBBStphaneane Dujarric mengungkapkan pada Hari Senin, Pasukan Pengamat Pelepasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDOF) memberi tahu Israel, kehadiran pasukannya di zona penyangga Suriah akan melanggar Perjanjian 1974 tentang Pelepasan dengan Suriah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Hari Minggu mengatakan, ia telah memerintahkan militer untuk "mengambil alih" zona penyangga, yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dari wilayah Suriah lainnya.
BACA JUGA:
PBB telah mengonfirmasi, pasukan Israel memasuki zona penyangga dan bergerak di dalam wilayah itu, tempat mereka tetap berada di setidaknya tiga lokasi, menurut Dujarric.
"Tidak boleh ada pasukan atau aktivitas militer di wilayah pemisahan," katanya, melansir CNN.
Dujarric juga mengatakan personel UNDOF, yang bertugas menjaga gencatan senjata antara Israel dan Suriah, mengawasi wilayah pemisahan dan pembatasan, tetap berada di posisi mereka dan melaksanakan aktivitas yang diamanatkan.
"Saat ini, situasi di wilayah operasi UNDOF relatif tenang," katanya.