JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte pada Hari Rabu mengkritik tajam perusahaan senjata dalam aliansi pimpinan Amerika Serikat itu, mengatakan produksi terlalu sedikit, mengenakan biaya terlalu mahal dan pengirimannya lambat.
Itu dikatakan Sekjen NATO saat aliansi tersebut berupaya mendukung Ukraina dan meningkatkan pertahanannya terhadap Rusia.
"Kami tidak memproduksi cukup banyak, dengan harga terlalu tinggi dan pengiriman terlalu lambat, jadi industri pertahanan perlu bekerja lebih keras, perlu menambah lebih banyak jalur produksi," jelas Sekjen NATO, dilansir dari Reuters 5 Desember.
"Kita tidak bisa berada dalam situasi di mana kita hanya membayar lebih untuk hal yang sama dan kita melihat suap besar bagi para pemegang saham," katanya kepada wartawan setelah pertemuan dua hari para menteri luar negeri NATO di markas besar aliansi di Brussels, Belgia.
Rutte mengatakan beberapa negara NATO beralih ke perusahaan senjata Korea Selatan karena "perusahaan pertahanan kita sendiri tidak memproduksi pada tingkat yang kita butuhkan".
Dengan negara-negara NATO bersiap menghadapi tekanan baru dari Presiden terpilih AS Donald Trump untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka, Rutte juga mengatakan target saat ini sebesar 2 persen dari hasil ekonomi tidak akan cukup untuk mencegah serangan di masa mendatang.
Rutte tidak mengatakan apakah menurutnya 3 persen harus menjadi target baru, seperti yang ditegaskan Trump. Namun, ia mengatakan NATO tidak hanya harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk pertahanan tetapi juga mendapatkan nilai yang lebih baik.
Negara-negara di seluruh aliansi militer transatlantik sendiri telah meningkatkan pengeluaran pertahanan secara substansial dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
BACA JUGA:
NATO memperkirakan 23 dari 32 anggotanya akan memenuhi tujuannya untuk membelanjakan 2 persen dari PDB untuk pertahanan tahun ini, naik dari hanya tiga negara yang memenuhi target saat ditetapkan pada tahun 2014.
"Saya sangat yakin dan saya tahu banyak sekutu lain sangat yakin, 2 persen tidaklah cukup. Itu tidaklah cukup untuk jangka panjang, kami ingin mempertahankan pencegahan kami pada tingkat seperti sekarang," jelas mantan PM Belanda tersebut.
"Sekarang sudah beres dan kami bisa membela diri, dan tak seorang pun boleh mencoba menyerang kami. Namun saya ingin keadaan ini tetap sama dalam empat atau lima tahun," imbuhnya.