MEDAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, Sumatera Utara, melaporkan bahwa banjir akibat luapan sungai telah merendam 7.699 rumah dan berdampak pada 24.874 jiwa di wilayah tersebut.
"Sebanyak 8.751 kepala keluarga terdampak banjir, dengan rincian 67 orang lanjut usia, 34 balita, 129 anak-anak, dan dua ibu hamil," ungkap Kepala BPBD Kota Medan, Yunita Sari, pada Kamis, 28 November.
Banjir melanda 10 kecamatan di Kota Medan, yaitu Medan Maimun, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Helvetia, Medan Labuhan, Medan Baru, Medan Deli, dan Medan Selayang. Kondisi ini disebabkan luapan dari tiga sungai utama, yakni Sungai Deli, Sungai Babura, dan Sungai Sei Belawan.
Sebagian warga terdampak masih berada di tempat pengungsian, seperti rumah ibadah, sekolah, dan rumah warga lain, sementara beberapa lainnya memilih tetap tinggal untuk menjaga harta benda di rumah.
Kepala Balai BMKG Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, menjelaskan bahwa intensitas hujan di Sumatera Utara berada pada kategori sedang hingga tinggi dengan durasi yang cukup lama.
Faktor ini diperburuk oleh sejumlah fenomena atmosfer, termasuk fase MJO (Madden Julian Oscillation) yang aktif di fase 2 dan 3, serta nilai IOD (Indian Ocean Dipole) negatif sebesar -0,73.
"Selain itu, Monsun Asia membawa massa udara lembap dari Laut China Selatan dan Samudra Hindia barat Sumatera Utara. Pola angin menunjukkan adanya konvergensi berupa belokan dan perlambatan angin di wilayah Sumatera Utara," jelas Hendro.
BACA JUGA:
Dampak dari bibit siklon tropis 99B di Samudra Hindia barat Sumatera juga turut memperburuk situasi, meningkatkan potensi hujan sangat lebat dengan durasi panjang hampir di seluruh wilayah Sumatera Utara.
BPBD Kota Medan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan memprioritaskan keselamatan.