RS Darurat COVID-19 di Pulau Galang Diutamakan untuk Pekerja Migran
Presiden Joko Widodo mengecek rumah sakit darurat penanganan virus corona atau COVID-19 di Pulau Galang (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi)

Bagikan:

JAKARTA - Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) Laksmana Madya TNI Yudo Margono menyatakan, rumah sakit darurat penanganan virus corona atau COVID-19 di Pulau Galang, Kepulauan Riau diutamakan untuk merawat pasien dari pekerja Migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. 

Yudo menyebut, rumah sakit dengan pembangunan yang sudah mencapai 96 persen ini menempatkan pasien kasus COVID-19 dari kategori ringan sampai sedang.

"Ini dikhususkan untuk pasien-pasien dari yang dari luar negeri, yaitu dari Migran yang diutamakan. Namun, apabila dari migran tidak ada, juga bisa digunakan untuk masyarakat dari rumah sakit di (luar) sana yang tidak bisa menampung," kata Yudo dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat, 3 April. 

Presiden Joko Widodo telah mewanti-wanti kembalinya jutaan pekerja migran yang bakal pulang ke Indonesia akibat pandemi COVID-19. Misalnya, ribuan TKI dari Malaysia yang sudah pulang ke Indonesia, serta kepulangan kru atau anak buah kapal (ABK) yang diperkirakan mencapai 11 ribu orang. 

Oleh karenanya, Yudo menyebut Kogapwilhan I mengoordinasikan 20 ribu personel untuk mengawasi pelaksanaan pemulangan pekerja migran tersebut. Kogapwilhan I bersama TNI Angkatan Laut akan mengoperasikan kapal KRI yang saat ini sudah stand by di Batam. 

"KRI sewaktu-waktu bakal digunakan untuk mengangkut personel, khususnya yang ke Jawa. Personel-personel migran dari Malaysia, khususnya yang positif akan kita tampung juga di Rumah Sakit Galang," jelas dia. 

Rumah sakit yang akan dioperasikan pada Senin, 6 April mendatang dapat menampung sebanyak 460 pasien, baik positif COVID-19 maupun pasien dalam pengawasan (PDP). Terdapat dua jenis bangunan, yakni bangunan renovasi bekas kamp pengungsi Vietnam, maupun bangunan baru. 

RS Galang juga memiliki area helipad sebagai landasan helikopter saat melakukan evakuasi dalam keadaan darurat. Kemudian, lokasi RS darurat COVID-19 ini juga dekat dengan dermaga. 

"Di situ ada dermaga yang mendukung kesiapan RS. Dari Batam jaraknya tidak jauh, cukup 30 menit perjalanan darat," ungkapnya. 

Rumah sakit ini nantinya akan dilengkapi dengan berbagai sarana lain, seperti ruang radiologi, ruang farmasi, gizi, hingga laundry dan insenirator atau pengelolaan sampah yang dihasilkan.