JAKARTA - Rusia melancarkan serangan udara terbesarnya terhadap Ukraina dalam hampir tiga bulan pada Hari Minggu, meluncurkan 120 rudal dan 90 pesawat nirawak yang menewaskan sedikitnya tujuh orang dan menyebabkan kerusakan parah pada jaringan kelistrikan, kata para pejabat.
Warga Ukraina telah bersiap selama berminggu-minggu untuk menghadapi serangan Rusia yang baru terhadap sistem energi yang sudah lumpuh, karena takut akan pemadaman listrik musim dingin yang panjang dan tekanan psikologis yang meningkat hampir 1.000 hari setelah Rusia melancarkan invasi skala penuh.
Pertahanan udara dapat terdengar menyerang pesawat nirawak di atas ibu kota Kyiv pada malam hari, dengan serangkaian ledakan dahsyat menggelegar di seluruh pusat kota selama serangan rudal tersebut. Warga berkerumun berlindung di stasiun metro bawah tanah, terbungkus mantel musim dingin.
"Kerusakan parah pada sistem energi Ukraina, termasuk pembangkit listrik DTEK. Serangan ini sekali lagi menyoroti kebutuhan Ukraina akan sistem pertahanan udara tambahan dari sekutu kami," kata Maxim Timchenko, CEO DTEK, perusahaan listrik swasta terbesar di Ukraina, melansir Reuters 18 November.
Tingkat kerusakan sulit diperkirakan. Setelah serangan Rusia berulang kali pada jaringan listrik, para pejabat mengungkapkan sedikit informasi terperinci tentang hasil serangan dan kondisi jaringan.
This morning began with one of the largest Russian strikes on Ukraine. 210 missiles and drones, including aeroballistic and hypersonic missiles, as well as dozens of Shahed drones, were launched. All of them targeted civilian infrastructure—critical facilities like power plants… pic.twitter.com/PriNcqjJ8C
— Volodymyr Zelenskyy / Володимир Зеленський (@ZelenskyyUa) November 17, 2024
Para pejabat mengonfirmasi kerusakan pada "infrastruktur penting" atau pemadaman listrik di wilayah dari Volyn, Rivne, Lviv di barat hingga Dnipropetrovsk dan Zaporizhzhia di tenggara.
DTEK memberlakukan pemadaman listrik darurat di wilayah selatan Odesa, tetapi telah mencabutnya di tiga wilayah lain pada larut pagi. Pekerjaan darurat sedang berlangsung di wilayah Odesa, Rivne dan Volyn, kata operator jaringan nasional Ukrenergo.
"Pagi ini dimulai dengan salah satu serangan terbesar Rusia terhadap Ukraina. Sebanyak 210 rudal dan pesawat nirawak, termasuk rudal aerobalistik dan hipersonik, serta puluhan pesawat nirawak Shahed, diluncurkan. Semuanya menargetkan infrastruktur sipil, fasilitas penting seperti pembangkit listrik dan transformator," tulis Presiden Zelensky di Twitter.
Angkatan udara Kyiv mengatakan telah menghancurkan 104 dari 120 rudal yang masuk dan menembak jatuh 42 pesawat nirawak. Sebanyak 41 lainnya menghilang dari radar, katanya.
Setidaknya tujuh orang tewas, di wilayah Lviv, Mykolaiv, Odesa, dan Dnipropetrovsk, kata pihak berwenang.
BACA JUGA:
Serangan terbaru Rusia menambah tekanan pada Ukraina karena pasukan Moskow mencatat perolehan tercepat di medan perang di wilayah timur sejak 2022 dalam upaya mereka untuk merebut seluruh wilayah industri Donbas.
Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas energi yang memasok kompleks industri militer Ukraina.
Sebelumnya, Rusia terakhir kali melancarkan serangan besar-besaran di Kyiv pada 26 Agustus, ketika para pejabat mengatakan telah menembakkan lebih dari 200 pesawat nirawak dan rudal ke sasaran-sasaran di seluruh Ukraina.