Pesona Detail Sulaman Karawo hingga Kerudung Etnik Pikat Perhatian Ibu Negara Turki
Peragaan busana karya desainer Indonesia Kedutaan Besar Ankara. (Kedutaan Besar Indonesia Ankara, Turki)

Bagikan:

JAKARTA - Antusiasme tersirat dari wajah Ermine Erdogan, istri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, saat menghadiri fashion show bertajuk 'Introducing Indonesia: A Hybrid Event' yang berlangsung di Wisma Indonesia, Kedutaan Besar Indonesia di Ankara, Turki pada 7-8 April lalu.

Lengak-lengok sejumlah peragwati yang menampilkan sejumlah busana muslim karya desainer Indonesia, membuat Ermine Erdogan terpukau. Pun demikian degan sejumlah istri pejabat Turki lainnya yang hadir dalam kegiatan tersebut, seperti istri Ketua Parlemen Turki, istri Menteri Luar Negeri Turki dan istri Menteri Industri dan Teknologi Turki.

"Ini adalah fashion show pertama yang berlangsung di Turki sejak terjadinya pandemi, sekaligus yang pertama yang dihadiri Ibu Negara Emine Erdogan dalam setahun terakhir," ungkap ketua panitia kegiatan Dionissius Swasono, yang juga diplomat senior di KBRI Ankara dalam keterangan yang diterima VOI.

Total ada tujuh brand yang sebagian besar membawa konsep etnis, siap pakai (ready to wear) sekaligus muslim friendly, yakni Elzatta, Wearing Klamby, Jawhara Syari, Tethuna, Medina Zein, Restu Pratiwi dan Hwan Eco Ethnic.

Masing-masing memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing, seperti Tethuna menampilkan detail sulaman karawo khas Gorontalo. Hwan Eco Ethnic dengan kerudung etnik yang unik, hingga Jawhara Syari yang menampilkan konsep syar'i yang sepenuhnya tertutup.

Sebagai salah satu negara muslim besar, Turki merupakan negara dengan market busana muslim terbesar di dunia. Per tahun, nilai industri ini mencapai 30 miliar dolar Amerika Serikat, mengungguli Uni Emirat Arab dan Indonesia yang berada di posisi kedua dan ketiga.

Ini tidak terlepas dari posisi Turki sebagai penghubung (hub) terbesar industri busana muslimah yang menghubungkan kawasan Balkan (Eropa), Asia Tengah, Timur Tengah dan Afrika Utara.

“Melalui kegiatan ini kami ingin menangkap peluang untuk menjadi budaya asing pertama yang masuk ke pikiran orang Turki sejak terjadinya pandemi lebih dari setahun yang lalu," terang Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal saat membuka kegiatan. 

"Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi jembatan budaya yang akan semakin memperkuat hubungan Indonesia dan Turki," imbuh Dubes Iqbal dalam sambutannya," lanjutnya. 

Selain memperkenalkan kekayaaan budaya fashion Indonesia, kegiatan tersebut juga dimaksudkan sebagai pembuka jalan bagi lebih banyak industri kreatif Indonesia memasuki pasar Turki.

Kedutaan Besar Indonesia di Ankara, Turki juga menggelar pertemuan antara para desainer yang terlibat dalam kegiatan ini dengan beberapa perusahaan Turki yang memiki jaringan gerai pakaian jadi di Turki dan negara lain. Pun digelar pertemuan bisnis juga dilakukan dengan perusahaan pengelola modal (private equity management) untuk menjajaki pendirian warehouse serta platform penjualan produk fesyen Indonesia di Turki. 

"Banyak yang bertanya, bagaimana mungkin KBRI begitu berani menyelenggarakan acara sebesar ini dalam situasi pandemi. Kami sampaikan, sejak awal pandemi kami tidak pernah berhenti bekerja. Kami percaya bahwa setiap krisis membawa peluang," pungkas Dubes Indonesia untuk Turki.