JAKARTA - Kematian jumlah besar akibat COVID-19 terjadi di dua negara Eropa. Spanyol dan Italia masuk lima besar negara dengan persentase kematian tertinggi. Italia di peringkat pertama dengan 10,8 persen dan Spanyol di peringkat keempat dengan 8,2 persen. Hal ini jadi perhatian negara Eropa lainnya, termasuk Polandia yang menyebut tak ingin seperti dua saudara sebenua.
Selasa, 31 Maret, pemerintah Polandia mulai memberlakukan pembatasan lebih lanjut untuk membuat warganya menghindari keramaian. Antara lain dengan cara menutup taman kota dan hotel-hotel yang beroperasi di Polandia.
Seperti dilansir Reuters, Perdana Menteri (PM) Polandia Mateusz Morawiecki mengungkap, mereka ingin mengantisipasi kecolongan sebagaimana dialami Italia dan Spanyol yang akhirnya babak belur melawan COVID-19. Untuk itu, pemerintah Polandia juga akan mengimbau hotel-hotel, salon kosmetik, studio tato, hingga panti pijat berhenti beroperasi sementara waktu.
Bahkan, toko-toko yang menjual barang-barang rumah tangga seperti cat dan ubin, meski akhir-akhir ini mengalami peningkatan omzet ikut-ikutan ditutup. “Kami ingin menghindari nasib teman-teman kami di Eropa Barat dengan harga berapa pun. Kami ingin membatasi, meratakan kurva (infeksi) ini untuk menghindari situasi seperti yang telah terjadi di Spanyol dan Italia," kata Morawiecki.
BACA JUGA:
Dalam rangka menyuksesan imbauannya, pemerintah Polandia melibatkan anggota milliter dan polisi untuk mencegah jikalau ada warga yang tetap berada di luar rumah dengan alasan yang tak terlalu penting. Selain yang disebutkan diatas, toko-toko lain tetap buka untuk mengakomodasi kebutuhan pokok warga Polandia.
Meski begitu, toko-toko tersebut tetap dibatasi, mulai dari waktu operasional hingga memiliki kewajiban untuk menjaga tokonya tetap higienis. Setiap toko wajib menyediakan sarung tangan karet dan disinfektan kepada pelanggannya. Saat ini, Polandia telah mencatatkan 2.215 kasus positif COVID-19, di mana 32 orang di antaranya meninggal dunia.